Breaking News

Tentang Program DeMAM

Miliaran rupiah sudah dialokasikan oleh Pemprov NTT untuk DeMAM. Ratusan tenaga pendamping

Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
zoom-inlihat foto Tentang Program DeMAM
POS KUPANG/MAXi MARHO
Gubernur NTT, Frans Leburaya menggunting pita pada acara pembukaan dan peresmian Sentra Kredit Kecil (SKC) Kupang di Bank BNI Kuanino Kupang beberapa waktu lalu.

POS KUPANG.COM - Salah satu program pemberdayaan masyarakat yang menjadi andalan Pemprov NTT adalah Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM). Program yang ditelorkan sejak masa kepemimpinan pasangangan Gubernur-Wagub, Frans Lebu Raya-Esthon Foenay, menjadi primadona hingga saat ini.

Miliaran rupiah sudah dialokasikan oleh Pemprov NTT untuk DeMAM. Ratusan tenaga pendamping direkrut untuk mengawal program ini. Entah benar atau tidak, katanya masyarakat masih mengharapkan agar program ini terus berlanjut.

Ada banyak pendapat dan kritik yang muncul dari masyarakat terkait program ini. Ada yang mengatakan, prorgam ini bagus karena hampir sama seperti program Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang pernah dilakukan pemerintah pusat. Entah memuaskan atau tidak, tak ada yang tahu pasti. Evaluasi mengenai berhasil atau tidaknya program ini masih menjadi rahasia pemerintah dan para pengelolanya.

Pernah terjadi polemik saat Pemprov NTT mengalokasikan Rp 3,8 miliar untuk DeMAM pada tahun 2015, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) justru mencoretnya. Mendagri melarang dana untuk DeMAM dialokasikan dalam APBD 2015.

Apa benar DeMAM sudah sukses? Pro dan kontra masih terdengar. Kini, pengelolaan dana ini kembali menuai perdebatan. Setelah hampir saja dicoret dari APBD 2015 oleh Kemendagri, keberhasilan dari Program DeMAM ini kembali diutak-atik. Adalah para anggota DPRD Provinsi NTT yang mengklaim program ini tidak berhasil. Ini hanya program politis yang tidak bisa diukur tingkat keberhasilannya.

Salah sasaran. Penerima adalah tim sukses. Apa yang mesti dijawab oleh pemerintah ketika pernyataan ini muncul sendiri dari mulut rakyat. Rakyat yang menjadi sasaran dari program ini malah menilainya sebagai suatu akal-akalan politik untuk mengambil simpati.

Mungkin perlu survai khusus dari tim yang lebih independen dari Undana. Para pakar, dengan ilmu yang dimilikinya, tentu menemukan bukti dan fakta lapangan yang bisa menjawab semua perdebatan ini. Kita semua tentu tak ingin suatu saat nanti masyarakat terseret ke ranah hukum hanya karena salah mengelola dana ini.

Apapun programnya, kalau untuk kesejahteraan masyarakat mesti kita dukung. Kita kawal bersama agar berjalan sesuai juknis atau regulasi yang sudah ditetapkan. DeMAM ditetapkan sebagai salah satu program unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat lewat kajian matang. Kajian ilmiah yang dilakukan oleh orang-orang profesional.

Artinya, kalaupun salah, mesti dicaritahu apa penyebabnya. Siapa yang salah. Programnya ataukah pengelolanya. Toh, semuanya untuk kita. Untuk kesejahteraan masyarakat NTT. *

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved