Ben Mboi di Mata Orang Orang Dekatnya
Ben Mboi Menangis Lihat NTT Tak Lagi Hijau
Mantan Menteri Negara Otonomi Daerah, Ryaas Rasyid, menyebut Ben Mboi memiliki karakter kepemimpinan yang skuat dan percaya diri.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Mantan Menteri Negara Otonomi Daerah, Ryaas Rasyid, menyebut Ben Mboi memiliki karakter kepemimpinan yang skuat dan percaya diri.
TANGIS Brigjen (Purn) dr Aloysius Benedictus Mboi alias Ben Mboi pecah saat melihat pabrik pupuk di tanah kelahirannya terpaksa ditutup. Begitu pula ketika menyaksikan embung-embung yang dibangunnya menjadi kering.
Ben Mboi juga meneteskan air mata ketika mengunjungi desa-desa yang dulu menghijau karena penuh tanaman, namun kemudian habis tak bersisa akibat kekeringan.
"Saya melihat sendiri Pak Ben Mboi menangis," ujar FX Bambang Ismawan, sahabat Ben Mboi saat berkualiah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), dalam acara peluncuran buku karya Ben Mboi di Jakarta, Jumat (16/10/2015) lalu.
Bambang mengungkapkan, ketika itu Ben Mboi sudah purna tugas dari jabatan sebagai Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut Bambang, persitiwa yang diceritakan itu terjadi lima tahun lalu (2010).
Saat menjadi Gubernur NTT (1978-1988) , Ben Mboi menggalakkan gerakan masyarakat yang dikenal sebagai Operasi Nusa Hijau (ONH). Kala itu bisa dikatakan di seluruh NTT pepohonan dan tanaman tumbuh subur. Upaya Ben Mboi itu merupakan bentuk kecintaan kepada NTT.
Bambang juga melihat sosok Ben Mboi punya keberanian luar biasa. Diungkapkannya, saat Soeharto menjadi Panglima Operasi Mandala, ia menantang sejumlah personel Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) termasuk Ben Mboi. Ketika itu Ben Mboi menjadi anggota pasukan yang terlibat "Operasi Naga" yang akan diterjunkan di Merauke, Papua.
"Sebelumnya, orang yang diterjunkan ke Merauke semuanya meninggal. Angkatan kalian ini 60 persen meninggal dan hanya 40 persen kembali. Saya beri satu menit kepada kalian, mau terus atau mundur?" ujar Soeharto seperti ditirukan Bambang Ismawan.
Ternyata Ben Mboi tidak mundur. "Saya tidak bisa membayangkan bagaimana menatap istri saya kalau tidak berani terjun," ujar Ben Mboi saat itu. Ternyata Ben Mboi selamat meski diterjunkan ke rimba Papua.
Selama sepuluh tahun memimpin NTT, Ben Mboi telah melaksanakan beberapa program pembangunan NTT, di antaranya Dana Kesehatan Rakyat (DKR), Operasi Nusa Makmur (ONM), Operasi Nusa Hijau (ONH), Panca Warsa Benah Desa, dan lain-lain.
"Saat dia jadi gubernur, ada istilah antara panggilan tugas dan cinta. Mben Mboi memilih panggilan tugas. Dia meninggalkan keluarga dan anak-anaknya yang sekolah di Jakarta dan memilih hidup bersama rakyat NTT," ujar Johny G Plate, Wakil Ketua Fraksi Nasdem DPR, asal NTT.
Mantan Menteri Negara Otonomi Daerah, M Ryaas Rasyid, menyebut Ben Mboi merupakan seorang punya karakter kepemimpinan yang sangat kuat dan percaya diri. "Kelaparan dan kemiskinan, disadari Ben Mboi sebayai tantangan untuk disingkirkan dari masyarakat NTT," katanya.
Diakuinya, Ben Mboi menyimpan sejumlah kekecewaan. Sejumlah impiannya tidak terealisir, di antaranya industrilisasi. Ia inginkan Semen Kupang membawa bendera industrilisasi di NTT.
"Sayang sekali impian beliau untuk industrilisasi tidak dilanjutkan para penerusnya. Itu sangat disesalkan beliau. Mengapa ide-ide yang sudah baik dan jalan tidak dilanjutkan," demikian Ryaas Rasyid. (tribunnews/andri malau)