RD Terlambat Menemukan NTT

Itulah kita. Masih banyak yang mesti dibenahi. Kebanggaan akan kualitas pemain, tak akan membawa prestasi kalau perubahan itu tak dimulai. Saling mempersalahkan masih sangat terasa. Pengakuan atas kelebihan orang lain, masih terasa berat untuk diungkapkan.

Mungkin sudah saatnya kita mesti bersatu untuk sesuatu yang lebih besar. Prestasi yang ditoreh Agung Mone Ke, dkk di Liga Desa Indonesia (LIDI) 2015, harus menjadi pemicu menuju level atas. NTT bukan lagi ayam sayur atau sekadar penggembira.

Sepakbola NTT bukan lagi sebuah kuda hitam, yang hanya diperhitungkan namun keok sebelum puncak prestasi. Sepakbola NTT adalah juara. Juara karena kualitas, juga karena manajemen organisasi yang baik dan sehat. Mau dibawa ke mana sepakbola kita?

Kita tak bisa duduk dan berdiam, lalu percaya pada kata-kata bahwa semua akan indah pada waktunya.