Sidang Raya Sinode GMIT
Jemaat Batam dan Surabaya Diusulkan Masuk Klasis ABAL
Anggota jemaat Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang saat ini membangun jemaat sendiri di Batam, dan Surabaya diusulkan untuk diakomodir GMIT dan
Laporan Wartawan Pos Kupang, Jumal Hauteas
POS KUPANG.COM, BA'A -- Anggota jemaat Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang saat ini membangun jemaat sendiri di Batam, dan Surabaya diusulkan untuk diakomodir GMIT dan dinaungi dalam Klasis Alor Barat Laut (ABAL).
Usulan ini karena adanya kedekatan emosional antara jemaat Batam dan Surabaya dengan jemaat di Klasis ABAL.
Usulan ini disampaikan Pdt. Ratu H. Djobo-Pay, S.Th dan Ketua Majelis Klasis (KMK) ABAL, Pdt. Jakobus Pulamau, S.Th saat memberikan tanggapan terhadap laporan Komisi C, dalam pleno komisi di Auditorium Tiilangga, Selasa (29/9/2015). Dijelaskannya, klasis ABAL siap menampung tiga jemaat di Batam dan satu jemaat di Surabaya untuk masuk dalam klasis ABAL.
"Kami minta penegasan dari sidang sinode ini untuk mengakomodir jemaat-jemaat di Batam dan Surabaya. Kami dari Klasis ABAL siap menampung mereka dalam klasis kami, karena ada kedekatan emosional antara jemaat di Batan dan Surabaya dengan jemaat di ABAL," jelas Pdt. Ratu.
Pdt. Jakobus yang mendapatkan kesempatan berikutnya ikut memberikan pernyataan dukungan terhadap salah permintaan salah satu anggota majelis klasis nya tersebut, dan kembali meminta MS GMIT untuk mengakomodir jemaat di Syalom Surabaya, dan tiga mata jemaat di Batam.
"Intinya klasis ABAL siap menampung dan melayani mereka (jemaat Batam dan Surabaya), sehingga kami minta sinode ini putuskan untuk diakomodir dalam pelayanan GMIT," tegas Pulamau.
Ketua Majelis Sinode (MS) GMIT saat ini, Pdt. Robert St. Litelnoni, S.Th, menjelaskan, keputusan untuk menerima jemaat di Surabaya dan Batam belum bisa diambil dalam SS GMIT ke XXXIII saat ini, karena ada kepentingan yang lebih besar yakni tetap menjaga keharmonisan kehidupan gereja yang oekumenes dengan gereja-gereja yang sejalan dengan GMIT.
"Kalau mau akomodir-akomodir saja, dari dulu Tanjung Priuk, dan Bandung juga sudah meminta untuk dibuka cabang GMIT disana. Tetapi karena pertimbangan oekumenes dengan gereja-gereja GPI, sehingga kita tidak buka," jelasnya.
Karena itu, Pdt. Bobby (sapaan akrab Pdt. Robert St. Litelnoni) menjelaskan, permintaan dari Batam dan Surabaya akan diputuskan dalam rapat majelis sinode harian (MSH), ke depan untuk nantinya dikomunikasikan lagi dengan gereja-gerja anggota PGI yang ada di Batam dan Surabaya, sehingga kepentingan oekumenes tetap terjaga.
"Kalau diputuskan disini (SS GMIT ke XXXIII), akan sangat besar resikonya. Karena kita harus pertimbangkan hubungan oekumene dengan gereja-gereja yang searah dengan GMIT yang ada disana (Batam dan Surabaya). Jadi perlu dikomunikasikan lebih lanjut baru diputuskan," jelasnya.*
Ikuti terus berita-berita terkini dan menarik dari http://pos-kupang.com atau http://kupang.tribunnews.com
Like Facebook www.facebook.com/poskupang
Follow Twitter https://twitter.com/poskupang