E Coli di Kupang
Haduh Semua Sumur Tercemar E coli
Semua sumur di Kota Kupang sudah tercemar E-coli. Ini sudah lama sejak tahun 1996 sudah ada.

POS-KUPANG.COM, KUPANG - "Semua sumur di Kota Kupang sudah tercemar E-coli. Ini sudah lama sejak tahun 1996 sudah ada. Tapi seiring pertambahan penduduk di Kota Kupang dan tidak ada perubahan perilaku, maka pencemaran E-coli bertambah."
Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kota Kupang, Drs. Danberty Ebenhaizer menyampaikan hal ini kepada Pos Kupang, Senin (7/9/2015).
Ia mengatakan, semua sumur tercermar bakteri Escherichia coli (E- coli) merupakan hasil pemantauan kualitas air oleh BPLHD Kota Kupang.
Danberty mengungkapkan, pencemaran bakteri E-coli bukan hanya pada air sumur, melainkan juga sumber air permukaan. Sedangkan air dari sumur bor, ia mengaku belum melakukan pemantauan apakah ada bakteri E-coli atau tidak.
Ditanya apakah air dari PDAM juga tercemar E-coli, Danberty mengatakan, hal itu tergantung dari sumber air. "Kalau sumber mata air permukaan mengandung E-coli, tentu airnya tercemar E-coli. Apalagi kalau sumbernya dari sungai," ujarnya.
Menurut dia, pencemaran E-coli paling tinggi pada air sumur yang terletak di daratan lebih rendah. Misalnya, sumur-sumur di Oeba dan Oesapa. Meskipun tercemar E-coli, tapi air tetap layak dikonsumsi dengan syarat dimasak hingga mendidih.
Menurut dia, pencemaran bakteri E-coli terjadi dari air buangan limbah rumah tangga. Ada banyak orang yang membuat tempat penampung WC langsung ke dalam tanah. Bahkan ada yang senang kalau gali lubang dan ketemu lubang alam.
Lubang penampung yang tidak kedap udara ini bisa mencemari sumber air. Karena itu sebaiknya lubang penampung tinja harus dibuat tidak bisa meresap. Lubang penampung buangan tinja tanpa tembok semen bisa masuk ke dalam air tanah dan pada akhirnya mencemari sumber air di Kota Kupang. Ia berharap agar warga saat membuat lubang penampung sebaiknya menggunakan semen.
Selain itu, pencemaran lainnya adalah yang terjadi di sumur Tedens di Oeba karena pada tahun 2014 lalu, sumur tersebut tercemar oli. "Karena itu kami terus melakukan pengawasan, terutama yang ada dampaknya pada bahaya. Misalnya, usaha bengkel motor dan mobil serta buangan limbah. "Limbah jangan dibuang ke dalam tanah karena akan meresap dan akhirnya menimbulkan pencemaran. Contohnya di sumur Tedens," ujarnya.
Jika tercemar bakteri E-coli, maka bisa menyebabkan diare. Tips untuk mengatasi bakteri E-coli antara lain air minum sebaiknya di masak sampai mendidih karena bakteri E-coli akan mati pada suhu air yang direbus minimal 70 derajat Celsius.
Warga Kelurahan Oebufu, Kris Matutina mengatakan, Pemerintah Kota Kupang harus memberikan perhatian khusus terhadap temuan air sumur tercemar bakteri E-coli. Pasalnya, air sumur yang tercemar bakteri itu masuk kategori darurat.
Menurut dia, tercemarnya air sumur oleh bakteri E-coli lantaran pengawasan pemerintah terhadap masyarakat yang menikmati air sumur biasa dan sumur bor masih minim.
"Terhadap kasus ini pemerintah harus memberikan perhatian khusus," tegasnya. Warga Oesapa, Bernard Mbata, menyarankan agar petugas kesehatan perlu menjelaskan solusinya sehingga air sumur tetap dimanfaatkan dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
Ketua RT 01/RW 01, Kelurahan Oebufu, Obed Lalang yang memiliki sumur gali
mengatakan, kalau air sumur di Kota Kupang dinyatakan tidak layak konsumsi semestinya pemerintah segera bertindak cepat mengatasinya. Ia mengatakan, pencemaran air sumur dan air permukaan bisa saja terjadi lantaran makin padatnya pemukiman di Kota Kupang.
Obed belum tahu apak air sumur gali miliknya sedalam 30 meter sudah tercemar bakteri E-coli atau masih layak dikonsumsi.