profil
Muslim Nurawi: Mulanya Pedagang Buah
Sejak dua tahun lalu, Muslim Nurawi menjabat sebagai Lurah Kelurahan Solor, Kota Kupang.
POS-KUPANG.COM, KUPANG --- Sejak dua tahun lalu, Muslim Nurawi menjabat sebagai Lurah Kelurahan Solor, Kota Kupang. Dalam menjalankan tugasnya, Muslim selalu berusaha memberi pelayanan terbaik kepada warganya.
Jika ada warga yang datang ke kantor kelurahan untuk bertemu dengannya, langsung disambutnya. Bahkan beberapa warga menyebutnya sebagai lurah yang low profile.
Begitupun jika ada masalah yang terjadi di masyarakat. Setelah mendapat laporan, Muslim langsung turun berusaha memediasi dan mencari jalan keluar penyelesaian. Jika masalah yang terjadi mengandung unsur kriminal dan mengganggu ketertiban masyarakat umum, Muslim berkoordinasi dengan babinkamtibmas dari kepolisian yang bertugas di wilayahnya.
"Pemerintah kelurahan itu lebih kepada upaya memediasi jika menyelesaikan masalah. Lurah itu pelayan masyarakat. Lurah bukan pejabat yang duduk di belakang meja. Lurah bukan kepala dinas atau kepala kantor. Lurah adalah perpanjangan tangan dari walikota untuk melayani masyarakat," kata Muslim di kediamannya, Rabu (24/6/2015) siang.
Sikap luwes dan low profile cocok dengan moto hidup Muslim dalam menjalankan tugas, yakni 'mudahkan orang jangan dipersulit, gembirakan orang jangan ditakuti'. Moto hidup ini bahkan sudah dituliskan dalam skripsinya sebagai tugas akhir belajar ketika masih kuliah di Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK).
Hal ini berarti, sikap luwes dan low profile sudah tertanam dalam dirinya bukan karena ia menjabat sebagai lurah.
Selain menjadi lurah dan terlibat dalam berbagai kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial lainnya, Muslim juga menjadi Ketua RT 05 di Kelurahan Bonipoi, tempat tinggalnya. Meski demikian, dalam banyak kesibukan, ia bisa membagi waktu dengan keluarga.
"Kalau hari libur, Sabtu dan Minggu, kita cuma jalan-jalan bersama keluarga kalau tidak ada kegiatan lain. Tapi kalau ada kejadian gangguan kamtibmas di Kelurahan Solor, saya harus segera turun. Jadi, tugas lurah itu sebenarnya tidak ada libur. Tugasnya 1 x 24 jam," kata Muslim.
Sejauh ini dan selama kepemimpinan Muslim Nurawi sebagai lurah, wilayah Kelurahan Solor tergolong aman. Berbagai persoalan, terutama yang berkaiatan dengan masalah hukum, selalu diupayakan untuk diselesaikan di tingkat kelurahan bersama babinkamtibmas, tidak harus dibawa ke kantor kepolisian.
Muslim Nurawi lahir di Kupang, 6 Juni 1969. Mengawali pendidikan di SDN Bonipoi II, terus ke SMPN 5 Kupang dan lanjut lagi ke SMAN I Kupang. Tamat SMA, Muslim kuliah di Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) jurusan ekonomi manajemen.
Setelah tamat kuliah, Muslim bekerja sebagai tenaga honor di Dinas PU Kabupaten Kupang. Namun beberapa bulan kemudian ia berhenti dan memilih menjadi pedagang buah-buahan di atas KM Dobonsolo. Tahun 2001, ia diajak temannya berlayar ke Alor. Ketika itu ada testing PNS. Muslim pun ikut tes dan lulus.
"Saya lulus PNS tahun 2001 di Alor. Tugas pertama saya di Kantor Kecamatan Pantar Barat. Setahun di kecamatan pindah ke Kantor Arsip, kemudian pindah lagi ke dinas perhubungan dan pindah lagi Bappeda Alor. Sembilan tahun saya bertugas di Kabupaten Alor," katanya.
Tahun 2009, Muslim pindah ke Kupang dan bertugas di Bappeda Kota Kupang. Dari Bappeda, ia pindah menjadi kepala seksi di Kantor Kelurahan Mantasi dan sejak dua tahun lalu menjadi Lurah Kelurahan Solor," kisah Muslim.
Bagi Muslim, semua yang ia peroleh dalam hidup ini, selalu disyukurinya sebagai anugerah terindah dari Tuhan. Ia berharap, apa yang ia lakukan sebagai lurah merupakan hal terbaik yang ia berikan untuk warga Kelurahan Solor.