UN 2015 di NTT
Doa di Kubur Ayah Minta Restu
Pelaksaan UN tahun 2015 yang agak berbeda dari tahun sebelumnya membuat para siswa kelas XII di sekolah-sekolah di Kota Kupang melakukan berbagai cara
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Pelaksaan Ujian Nasional (UN) tahun 2015 yang agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya membuat para siswa kelas XII di sekolah-sekolah di Kota Kupang melakukan berbagai cara agar bisa lulus UN.
Tidak sekadar lulus, tetapi lulus dengan nilai yang memuaskan. Sebab, nilai UN tidak menentukan kelulusan, tetapi sangat menentukan mereka bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri dan saat masuk pasar kerja suatu waktu nanti.
Berbagai cara yang dilakukan selain belajar di kelas, bimbingan belajar, try out, konsultasi dengan guru mata pelajaran, mencari berbagai referensi yang berkaitan dengan UN dan men-download soal di internet, para siswa-siswi perserta UN juga melakukan upaya lain, yakni doa dengan berbagai cara.
Selain intensi khusus di gereja-gereja, anak-anak juga melakukan novena khusus kepada Bunda Maria bagi yang beragama Katolik dan doa-doa khusus di rumah maupun persekutuan doa. Ada juga siswa pasang lilin di kuburan meminta restu dan bantuan dari arwah leluhur, ayah atau ibu, nenek atau kakek yang sudah meninggal. Berbagai upaya itu dilakukan bermuara pada satu harapan agar lulus UN.
Beberapa siswa yang ditemui Pos Kupang di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMK Negeri 1 Kupang, Kamis (9/4/2015), mengungkapkan cara mereka mempersiapkan diri menjelang UN.
Siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kupang, Putri Tubulau dan Katty Mi Oematan, mengatakan, mereka berdoa khusus dan mengikuti persekutuan doa dengan satu tujuan agar lulus UN 2015.
"Kami sudah sangat siap mengikuti UN, baik persiapan mental maupun spiritual. Sebab, apalah artinya persiapan fisik jika mental kita galau. Pasti akan terganggu semuanya," ujar Katty.
Sedangkan Arswin Ericman Lofa, dan Soeharty Megawaty Konay, mengatakan, setiap pagi mereka selalu novena bersama teman-teman di Gua Maria yang ada di sekolah setiap pukul 15.00 Wita. Bahkan mereka membawa intensi khusus di gereja dan doa pribadi di rumah.
Eric mengaku, selain belajar dan berdoa ia juga memasang lilin di kubur ayahnya yang sudah meninggal untuk memohon doa restu agar lulus dengan nilai yang maksimal.
"Dari mulai belajar bersama, mencari buku referensi dan mencari soal di internet, saya juga berdoa, novena di sekolah dan membawa intensi khusus di gereja. Saya juga ziarah ke makam bapak saya yang sudah meninggal dunia, memasang lilin dan meminta restu. Biar bapak bisa doa untuk saya agar lulus dengan nilai yang baik," ujar Arswin.
Bagi Arswin dan Soeharty, berbagai upaya dilakukan karena UN adalah penentu selama mereka sekolah tiga tahun di SMA.
"Saya harap lulus dengan nilai memuaskan sehingga bisa melanjutan pendidikan di perguruan tinggi negeri. Selain itu, suatu saat jika mencari kerja akan dilihat hasil UN untuk nilai-nilai tertentu," tutur Eric.
Katty Mi Oematan, siswi Jurusan TKJ SMK Negeri 1 Kupang mengaku belajar setiap malam.
"Dari sekolah ada kegiatan ekstra belajar sampai sore. Di situ kami membahas soal dan sama-sama belajar memecahkan masalah khususnya matematika," ujarnya.
Katty, Putri Tubulau, Arswin Ericman Lofa dan Soeharty Megawaty Konay mengatakan, selain belajar tekun untuk mata pelajaran UN seperti Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, PPKN dan Matematika, mereka juga gencar mempersiapkan diri agar lulus dengan nilai yang bagus untuk mata pelajaran di luar UN.
"Kelulusan bukan hanya soal mendapatkan nilai bagus di atas kertas, tapi juga bagaimana kami menjadi lulusan yang berkualitas di masyarakat," kata Katty.
STORY HIGLIJHGTS
* Pesan Intensi Khusus di Gereja
* Mengikuti Persekutuan Doa
* SMK Negeri 1 Kupang UN Online
* UN Online Dilakukan Sistem Shift