Kapal BBM Terbakar di Larantuka
Ledakan Hingga Belasan Km, Warga Larantuka Histeris
Pelabuhan Larantuka, Sabtu (21/2/2015) siang, mencekam. Kobaran api membumbung tinggi. Dari kejauahan, api terlihat menyala di atas pusaran air laut.
POS KUPANG.COM, LARANTUKA -- Pelabuhan Larantuka, Sabtu (21/2/2015) siang, mencekam. Kobaran api membumbung tinggi. Dari kejauahan, api terlihat menyala di atas pusaran air laut.
Walau air laut melebihi api, namun tak mampu secepat kilat memadamkan bara api. Api siang itu, ibarat singa yang menerkam mangsanya.
Ledakan kapal terdengar hingga belasan kilometer, bahkan asap hitam menebal setinggi 1.000 lebih kaki, nyaris menutup wajah Kota Larantuka. Kobaran api di laut bukan hanya pada satu titik, namun belasan titik. Bahkan, kapal barang, kapal ikan, kapal penumpang, kapal ikan dan kapal-kapal yang berlabuh di Pelabuhan Larantuka hingga ke TPI berhamburan keluar mencari selamat.
Juga satu mobil tangki 500 liter yang menyusul hendak mengisi BBM di kapal kapal naas itu langsung berbalik arah dan kabur dari kobaran api. Suasana di Kota Larantuka nampak mencekam.
Kendaraan sempat macet satu jam, karena umumnya para pengendara di sejumlah ruas jalan, terutama di Jalan III macet total. Sementara ratusan warga berbondong-bondong ke pelabuhan untuk menyaksikan dari dekat kebakaran. Ada warga pemegang hand- phone (HP) mengabadikan tragedi kebakaran di awal tahun 2015 ini.
Terbakarnya Kapal Hikam, milik warga Lembata dan mobil tangki milik Pertamina di Larantuka, Kabupaten Flotim saat sedang mengisi bahan bakar minyak (BBM) serta satu unit kapal ikan diperkirakan terbesar pertama di Flotim. Kejadian itu menyedot perhatian puluhan ribu warga Kota Larantuka yang menonton terbakarnya kapal itu dari atas perbukitan hingga ke pelabuhan.
Kapolres Flotim, AKBP Dewa Putu Gede Artha, yang memimpin evakuasi dua mayat dari laut, yakni Kapten Kapal Hikam, Abdurahman Gole Lamuda (43), kernek mobil tangki bernama Paulus Fernandez Aikoli (37) membuat warga yang memadati Pelabuhan Larantuka menangis histeris. Walau masih dikenali wajah kedua korban itu, namun tubuh keduanya gosong, begitu juga Rahman Syukur yang menderita luka berat.
Ketika ketiga korban dibawa ke RSUD, ratusan warga yang sudah berada di RSUD juga tak mampu menahan air mata. Bencana laut tahun 2015 di Kabupaten Flotim cukup menyedihkan, termasuk isu formalin yang cukup melumpuhkan perekonomian Larantuka.
Kapolres Flotim, AKBP Dewa Putu Gede Artha mengaku, peristiwa tersebut begitu cepat. Ada dugaan ketika ledakan terjadi korban langsung cari jalan keluar terjun ke laut untuk berenang mencari selamat dalam kobaran api, namun keduanya terjebak api sehingga tewas. (iva)
Ikuti Terus Berita Terbaru di http://kupang.tribunnews.com
silahkan
Like www.facebook.com/poskupang.online
Follow https://twitter.com/poskupang