AirAsia Hilang

Terungkap, AirAsia QZ8501 Jatuh Sambil Berputar

Data ADS-B yang terekam dari pesawat Airbus A320-300 milik maskapai Indonesia AirAsia nomor penerbangan QZ8501 yang hilang pada Minggu (28/1/2015) lal

Editor: Alfred Dama
Terungkap, AirAsia QZ8501 Jatuh Sambil Berputar - air_asia1.jpg
Reska K. Nistanto/KOMPAS.com
PK-AXC, Airbus A320-200 yang dioperasikan oleh maskapai Indonesia AirAsia, yang hilang sejak Minggu (28/12/2014). Registrasi PK-AXC bisa dilihat di bagian belakang fuselage (badan) pesawat. Foto diambil pada 17 Agustus 2012 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Terungkap, AirAsia QZ8501 Jatuh Sambil Berputar - gambar.jpg
ist Data surveillance dari pesawat Indonesia AirAsia PK-AXC QZ8501 pada Minggu (28/1/2015) pagi.

POS KUPANG.COM -- Data ADS-B yang terekam dari pesawat Airbus A320-300 milik maskapai Indonesia AirAsia nomor penerbangan QZ8501 yang hilang pada Minggu (28/1/2015) lalu menunjukkan bahwa pesawat jatuh secara spiral atau sambil berputar.

KompasTekno mendapat data surveillance dari penerbangan QZ8501 yang berisi tentang data posisi longitudinal dan lateral pesawat. Akun Twitter @AviationSafety pada Kamis (22/1/2015) menduga data tersebut berasal dari ADS-B pesawat.

Diketahui pada pukul 23:17 UTC (atau 06:17 WIB), di detik dimana pesawat mulai menanjak, heading pesawat mulai berbelok dari heading semula 310 derajat (Barat Laut), menjadi berbelok ke kiri menuju heading 270 derajat (Barat).

Di puncak ketinggian jelajah yang dicapai QZ8501, yaitu 37.600 kaki, heading pesawat kemudian berbelok lagi ke kiri ke arah 210 derajat.

Heading pesawat sempat berputar balik dari arah semula 310 derajat (Barat Laut) ke arah sekitar 130 derajat (Tenggara). Berputarnya arah pesawat itu disertai dengan proses pesawat kehilangan ketinggian atau jatuh dengan kecepatan 11.00 kaki hingga maksimum 24.000 kaki per menit.

Hingga menurut deteksi radar ADS-B terakhir, di ketinggian 24.000 kaki, heading pesawat terakhir yang diketahui adalah arah 197 derajat atau barat daya. Pesawat diprediksi terus jatuh secara spiral.

Hal tersebut seperti menjelaskan kenapa ground speed QZ8501 hanya 60 knots saat jatuh kehilangan ketinggian, seperti yang disampaikan oleh pengamat penerbangan Gerry Soejatman yang menyebut pesawat jatuh seperti lempengan metal nyaris vertikal.

Saat ini, tim investigasi di KNKT tengah mengevaluasi data yang didapat dari FDR (flight data recorder) dan CVR (cockpit voice recorder) milik QZ8501. Data tersebut yang akan mengungkap, apa yang sebenarnya terjadi pada QZ8501 di Minggu pagi yang nahas itu.*

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved