AirAsia Hilang
Black Box Terpisah dari Ekor Pesawat
Tim penyelam gabungan TNI Angkatan Laut berhasil mengangkat bangkai ekor pesawat AirAsia QZ8501 dari dasar laut, Selat Karimata
POS KUPANG.COM JAKARTA-- Tim penyelam gabungan TNI Angkatan Laut berhasil mengangkat bangkai ekor pesawat AirAsia QZ8501 dari dasar laut, Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1) kemarin. Proses pengangkatan ekor pesawat ini sudah dimulai sejak Kamis (7/1/2015) lalu. Namun, banyaknya tahapan yang harus dilakukan hingga kondisi alam yang tidak mendukung, membuat proses pengangkatan memakan waktu cukup lama.
Direktur Operasional Basarnas, Marsekal Pertama SB Supriyadi di Posko Pencarian, Lanud Iskandar, Pangkalan Bun menjelaskan, usai berhasil diangkat ke permukaan tim langsung mencari kotak hitam atau black box pada ekor pesawat di atas kapal Crest Onyx.
Penyelam mengalami kesulitan menemukan keberadaan black box di ekor pesawat saat masih terapung di permukaan laut, lantaran kuatnya arus dan gelombang laut. Untuk pencarian black box, Basarnas dipandu berdasar informasi terakhir dari Kapal Jaladaya yang menangkap sinyal ping dari jarak 1 kilometer dari lokasi ditemukannya ekor pesawat. Diperkirakan, black box masih berada di sekitar sana. "Kita masih mencari koordinat dulu sehingga lingkup pencarian tidak lebih dari 500 meter," kata Supriyadi.
Ekor pesawat AirAsia QZ8501 menjadi benda paling dicari karena didalamnya terdapat kotak hitam atau black box berisi data penerbangan pesawat tersebut sebelum jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 lalu. Hari itu, pesawat dari maskapai penerbangan Malaysia itu mengangkut 162 orang tujuan Surabaya-Singapura.
Supriyadi menduga black box pesawat AirAsia QZ8501 sudah terlepas dari ekor pesawat saat pesawat terkena benturan keras. Hal itu diperkuat dengan pinger detector dari kapal KN Jadayat yang justru menangkap sinyal berupa suara 'ping' dalam radius 500 sampai 1.000 meter dari posisi temuan ekor pesawat. "Kalau dari sinyal ping mungkin sudah di luar ekor tersebut," katanya.
Dengan kondisi seperti itu, saat ini ada tim dari kapal KN Jadayat tengah melakukan pencarian black box. "Pertama, menentukan koordinat dulu agar pencarian lebih sempit, tidak sampai radius 500 meter. Kalau penyelam mencari-cari dengan berkeliling di bawah laut itu tidak memungkinkan karena air di bawah laut butek, arusnya kencang dan ada lumpur dalam itu menyulitkan. Apalagi kalau black box seberat 35 kilogram itu sampai tertanam di lumpur," katanya.
Ia memastikan, pencarian tetap dilakukan dengan ritme kerja yang mengutamakan kecepatan serta ketepatan. Hanya saja, selain black box yang belum ditemukan, Basarnas mentargetkan fokus lain di pencarian ini. "Yang penting itu adalah di mana letak main body-nya. Di mana para korban terperangkap," tuturnya. (tribun/acoz/kcm)