Ansar: Junjung Tinggi Kerukunan Hidup Beragama

Peserta kegiatan satu dalam harapan, agar semua warga di Kabupaten Sikka menjunjung kerukungan

Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra

POS KUPANG.COM, MAUMERE - Sarasehan dalam rangka  Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama Republik Indonesia ke-69 lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sikka, Sabtu (29/11/2014) mengungsung tema," Melalui Toleransi Kita Bina dan Kembangkan Kerukunan Hidup Beragama di Kabupaten Sikka."

Peserta kegiatan satu dalam harapan, agar semua warga  di Kabupaten Sikka menjunjung kerukungan beragama, menghargai perbedaan dan selalu menjaga toleransi dalam kehidupan bersama di tengah masyarakat yang majemuk.

Bupati Sikka, Drs. Ansar Rera sebagai salah satu pembicara, diundang memberikan pemahaman, pikiran dan masukan dalam forum yang dihadiri para pengawas, penyuluh dan penghulu agama, staf kantor kemenag Sikka, para guru mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan SMK di Kabupaten Sikka.

Sarasehan dimulai pemaparan singkat tentang profil agama di Kabupaten Sikka, disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama, Drs. Fransiskus Mbale. Diungkapkan Mbale,  ada kelompok demoninasi Kristen di Kota Maumere kegiatannya belum diakui atau dalam pengawasan.

Pemerintah dalam hal ini kementerian agama dan Kesbangpol, demikian Mbale, telah melakukan pendekatan dalam pertemuan dengan kelompok itu. Sebagian denominasi telah menyatakan kembali bergabung dalam denominasi induk, tetapi sebagian masih bertahan dalam kelompoknya.

Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan sarasehan ini, karena salah satu visi pemerintahan ," Satu Sikka Mandiri dan Sejahtera" lahir dari kondisi keanekaragaman Suku, Agama dan Golongan di Kabupaten Sikka.

Kerukunan dan toleransi, kata Ansar,  merupakan kondisi yang didambakan oleh semua kelompok agama, suku dan masyarakat. Itu juga menjadi latar belakang mengapa visi  misi Satu Sikka Mandiri menjadi prioritas pembangunan di Kabupaten Sikka.
Menurut Ansar,  kondisi yang aman, kondusif, rukun menentukan jalannya roda pembangunan di Kabupaten Sikka.

"Kalau situasinya kondusif, masyarakat bisa bekerja dengan aman tanpa rasa takut," kata Ansar.

Untuk mencapai toleransi dan kerukungan beragama itu, pemerintah bersama stakeholders terkait harus mampu mengelola seluruh perbedaan yang ada.

Pertentangan dalam kehidupan bersama, kata Ansar,  pasti selalu muncul. Hal ini disebabkan  pola berpikir mayoritas dan minoritas, pola berpikir suku yang satu dan suku lain, golongan yang satu dan golongan yang lain.
Konflik juga muncul disebabkan perbedaan penafsiran terhadap isi keyakinan masing-masing agama.(lik)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved