Jelang Pelantikan Jokowi JK
Kualat Saya Kalau Ajari Jusuf Kalla
Wakil Presiden Boediono mengundang Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla dalam jamuan makan siang, Jumat (17/10) lalu.
POS KUPANG.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Boediono mengundang Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla dalam jamuan makan siang, Jumat (17/10) lalu. Dalam jamuan itu, Boediono mengaku sekedar berbagi informasi mengenai program kinerja pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Bahkan, dengan sedikit gurauan, Boediono mengatakan undangan tersebut bukan untuk mengajari Jusuf Kalla perihal perekonomian di Tanah Air.
"Saya tidak ngajarin. Saya hanya memberikan informasi. Kualat saya kalau mengajarkan," ujar Boediono di kediamannya, Sabtu (18/10).
Menurutnya, Jusuf Kalla merupakan seorang pengusaha sekaligus politikus yang handal. Boediono menyanjung pengalaman mempuni Jusuf Kalla.
"Dia politisi, lebih berpengalaman dari saya. Plus minus kasih tahu dari program yang telah dikerjakan, sama sekali tidak mengajarkan beliau," ucapnya.
Ia menjelaskan, pertemuannya dengan Kalla berlangsung santai dan informal. Pembicaraan keduanya lebih banyak menyangkut masalah rumah tangga wakil presiden. Tawa dan canda pun pecah dalam persamuhan yang berlangsung kurang lebih satu jam itu.
"Tujuannya untuk memberikan briefing apa-apa yang terjadi di kantor beliau, beliau tahu liku-likunya," urainya.
Terpisah, Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla memastikan pemerintahan mendatang bakal menghadapi situasi yang tidak mudah. "Kita menghadapi kondisi dan situasi yang sangat kompleks. Pemerintahan mendatang juga akan berat dengan kondisi seperti itu," ujar Kalla.
Ketua Umum DMI itu menyebutkan, ketimpangan sosial Indonesia saat ini semakin lebar. Jarak kesejahteraan dan kemiskinan kian menjauh. "Inilah kondisi kita saat ini. Harus ada tindakan konkret, mendasar dan menyeluruh agar ketimpangan itu dapat diatasi," ungkapnya seraya optimistis mampu mengatasi masalah tersebut.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM), Mahendra Siregar mengemukakan, peningkatan jumlah investasi ke Indonesia tidak mampu menggenjot penyerapan jumlah tenaga kerja. Penyerapan total tenaga kerja di triwulan ketiga hanya mencapai 349.377 orang. Jumlah ini turun tipis dari triwulan sebelumnya.
"Kurang lebih sama dengan triwulan lalu. Meningkat dari triwulan pertama tahun ini, tapi kalau dibandingkan dengan triwulan ketiga tahun lalu lebih rendah," ujar Mahendra.
Untuk diketahui, dari 349.377 tenaga kerja yang berhasil terserap, sebagian diserap oleh investasi dalam dan sebagian dari luar. Proyek PMDN berhasil menyerap 84.550 orang dan dari proyek PMA sebanyak 264.827 orang. (tribunnews/jar/kps)