Suami Bunuh Istri
Pak Polisi Tolong Hukum Mati sa Dia
Tangisan Chelsi (4,5) dan Carly (1,5), mengiringi proses rekonstruksi kasus pembunuhan ibunya, Wilfrida Soik oleh ayanya sendiri Kornelis Linome
Laporan Wartawan Pos Kupang, Dion Kota
POS KUPANG.COM, KUPANG -- Tangisan Chelsi (4,5) dan Carly (1,5), mengiringi proses rekonstruksi kasus pembunuhan ibunya, Wilfrida Soik oleh ayanya sendiri Kornelis Linome, Kamis (14/8/2014).
Selama proses rekonstruksi di rumah kontrakan mereka di Jalan Samratulangi nomor 24, RT 36/RW 16 Kelurahan Kelapa Lima, Chelsi dan Carly tak berani melihat wajah ayahnya, Kornelis, karena takut.
Chelsi dan Carly datang bersama kakak kandung almarhum ibunya, Herman Balibo dan anggota keluarga lainnya. Chelsi yang digendong Herman nampak ketakutan melihat rumah yang menjadi tempat terakhir ibunya menghembuskan napas.
Chelsi dan Carly menangis ketakutan ketika melihat sang ayah, Kornelis Linome turun dari mobil polisi dengan pengawalan ketat.
Chelsi dan Carly menangis histeris ketika melihat ayahnya turun dari mobil polisi dengan tangan diborgol. Herman pun terpaksa membawa Chelsi dan Carly ke sebuah mobil untuk menenangkan mereka.
Begitu turun dari mobil, nampak anggota keluarga almarhum Wilfrida Soik mencerca Kornelis Linome. Cornelis yang mengenakan baju abu-abu dipadu celana pendek hitam nampak hanya bisa tertunduk. Brewok di wajahnya nampak tumbuh liar tak terurus.
"Kornelis ee. Lu nih tidak tahu diri betul. Lu punya istri kerja dari pagi sampai malam untuk kasih makan lu yang hanya tiap hari pangku kaki sa di rumah, ma itu ju lu bisa bunuh dia nih. Tau lu nih setan apa yang masuk. Lu binatang betul e. Sudah lu ta usa takut Kornelis. Kitong tidak akan pukul lu lae. Wilfrida sudah istirahat dengan tenang. Lu punya anak ju tidak butuh lu lae. Ada kitong yang jaga dong. Pak polisi tolong hukum mati sa dia, karena dia su bunuh dia punya istri. Dia bukan manusia" ujar Herman dengan nada tinggi, begitu melihat Kornelis.
Nampak sekitar 80 orang baik keluarga korban maupun warga sekitar TKP yang menyaksikan proses rekonstruksi ini. Sekitar 20 anggota polisi berpakaian lengkap maupun preman nampak berada di sekitar lokasi rekonstruksi untuk menjaga keadaan agar tetap kondusif.
Terdengar suara makian dan hinaan dari keluarga almarhum Wilfrida saat Kornelis Linome hendak naik kembali ke atas mobil untuk dibawa kembali ke tahanan Polres Kupang Kota.
Proses rekonstruksi ini berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan yang berarti. Proses rekonstruksi berlangsung cukup singkat, hanya sekitar 45menit.
Dari hasil rekonstruksi, diketahui bahwa Kornelis membunuh istrinya tepat di depan anak-anaknya. Setelah menghabisi nyawa istrinya, Kornelis mengambil kain untuk menutup mayatnya. Ia kemudian menggendong kedua anaknya untuk diantarkan pada adiknya. Nampak lantai rumah itu masuh nampak bercak darah yang sudah mongering. Bau busuk tercium di dalam rumah yang nampak belum dibersihkan tersebut.