Kisruh di Universitas PGRI NTT

Sem Haning: Tangkap Aktor Intelektualnya

Semuel Haning enggan menanggapi kisruh dualisme kepemimpinan di Universitas PGRI NTT yang mneyebabkan pengeroyokan terhadap dua satpam dan perusakan.

POS KUPANG/DIONISIUS KOTA
ARAHAN--Semuel Haning (tengah) sambil mengangkat kedua tangannya memberikan arahan kepada mahasiswa agar jangan terprovokasi dalam kisruh dualisme rektor di Universitas PGRI NTT di halaman gedung rektorat, Kamis (19/6/2014). 

POS-KUPANG.COM, KUPANG --- Semuel Haning enggan menanggapi kisruh dualisme kepemimpinan di Universitas PGRI NTT yang mneyebabkan pengeroyokan terhadap dua satpam dan perusakan lembaga itu.

"SAYA tidak mau menanggapi kisruh dualisme kepemimpinan di Universitas PGRI NTT yang  menyebabkan pengeroyokan terhadap dua orang satu pengaman (satpam) kampus dan perusakan fasilitas lembaga. Saya mau, tangkap dulu aktor intelektual di balik kisruh dan kasus pengeroyokan serta perusakan fasilitas lembaga, baru saya mau omong," kata
Rektor Universitas PGRI NTT, Semuel Haning,Kamis (19/6/2014).

Semuel mengatakan hal itu di halaman gedung  rektorat universitas itu, Kamis (19/6/2014), saat menyapa beberapa mahasiswa baru dan melihat kesiapan ruangan ujian penerimaan mahasiswa baru Universitas PGRI NTT.

Sem mengatakan, ia mau melepaskan mahasiswa yang saat ini ditahan di Polres Kupang Kota yang penting tangkap dulu aktor inteletual di balik masalah ini.

"Saya minta tangkap dulu aktor intelektual di balik masalah ini semua, baru saya lepaskan mahasiswa PGRI yang saat ini ditahan di Polres Kupang Kota. Saya tahu ada aktor di balik ini semua dan mahasiswa yang saat ini ditahan hanya menjadi korban karena telah terprovokasi. Saya sudah minta beberapa petugas kampus untuk mengecek kebenaran status orang-orang yang ditahan terkait kasus pengeroyokan dan peerusakan pada hari selasa lalu, apakah mereka benar-benar mahasiswa Universitas PGRI NTT atau bukan.  Jangan sampai orang luar yang mengaku mahasiswa PGRI. Saya mengimbau kepada semua mahasiswa PGRI jangan terprovokasi oleh isu atau berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tugas kalian adalah belajar. Oleh karena itu, lebih baik kalian fokus belajar. Soal kisruh PGRI serahkan kepada pihak yang berwenang," kata Sem,  disambut tepuk tangan para mahasiswa yang mengerumuninya.

Sem mengatakan, ia sudah menjenguk para korban pengeroyokan. Semua biaya perawatan dan obat-obatan, lanjut Sem, ditanggung lembaga. Sepeda motor yang dirusak massa pada Selasa lalu, demikian Sem, kebetulan motor itu  inventaris kampus, nanti diperbaiki atau pengadaan baru.

"Yang terpenting saat ini para korban istirahat dulu untuk mempercepat pemulihan. Tidak perlu pikir yang lain. Lembaga tidak akan lepas tangan. Mahasiswa yang sakit dan mati kita biayai, apalagi petugas yang mengalami musibah pada saat bertugas akan kami bantu," ujar pria yang  mengenakan baju lengan panjang di hadapan sekitar 100 mahasiswa PGRI yang mengerumuninya.

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved