Kisruh di Universitas PGRI NTT

Mahasiswa PGRI Kupang: Hidup Bapak Anton

Ribuan mahasiswa Universitas PGRI NTT memadati halaman kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) universitas tersebut, Selasa (17/6/2014)

POS KUPANG/MAXI MARHO
Rektor Universitas PGRI NTT, Anton Kato, S.H, M.Hum, berbicara di hadapan ribuan mahasiswa di halaman kampus FKIP Universitas PGRI NTT, Selasa (17/6/2014) siang. INSET: 

POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Ribuan mahasiswa Universitas PGRI NTT memadati halaman kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) universitas tersebut, Selasa (17/6/2014), pukul 10.00 Wita.

Sekitar pukul 11.00 Wita, Rektor Universitas PGRI NTT, Antonius  Kato, S.H, M.Hum, datang ke kampus menggunakan mobil warna silver. Anton disambut para mahasiswa dengan teriakan, "Hidup Bapak Anton....Hidup Bapak Anton..."

Anton Kato adalah Rektor Universitas PGRI NTT yang dilantik dan diangkat oleh Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi (YPLP PT) PGRI NTT, Drs. Sulaiman Radja, S.H, M.H, di Hotel Sylvia-Kupang, Jumat (13/6/2014).

Dengan dilantiknya Anton Kato, maka Universitas PGRI NTT memiliki dua rektor, yakni  Semuel Haning, yang dilantik Pengurus YPLP PT PGRI Pusat pada 10 Januari 2014 lalu dan Antonius Kato, dilantik Ketua YPLP PT PGRI NTT, Sulaiman Radja, Jumat (13/6/2014).

Kehadiran Rektor Universitas PGRI NTT, Anton Kato, sudah ditunggu-tunggu mahasiswa yang berkumpul di halaman FKIP Universitas PGRI NTT.  Anton tidak datang sendirian. Ia didampingi rombongannya menggunakan mobil berbeda.

Agar kedatangan rektor baru tidak mengalami hambatan dan dijamin keamanannya, para mahasiswa sudah terlebih dahulu menutup pintu pagar kampus supaya orang yang masuk keluar  halaman kampus lebih tertib. Pintu masuk baru dibuka ketika mobil rektor, Anton Kato, tiba di kampus.

Saat tiba di kampus, Anton Kato didaulat  mahasiswa untuk berbicara di hadapan ribuan mahasiswa yang hadir dan memadati halaman  FKIP universitas itu. Anton lalu berdiri di teras gedung kampus dan berbicara menggunakan megaphone.

Selama Anton berbicara, beberapa kali mahasiswa berteriak, "Hidup Bapak Anton...Hidup Bapak Anton.....". Sekitar 15 menit kemudian, ketika Anton sedang berbicara, Ketua YPLP PT PGRI NTT, Sulaiman Radja, tiba di tempat yang sama menggunakan mobilnya.  Sulaiman Radja menjelaskan duduk persoalan mengenai pengangkatan Anton Kato sebagai Rektor Universitas PGRI NTT kepada para mahasiswa yang hadir.

Kepada  mahasiswa, Anton mengatakan, dengan rasa syukur dan bangga ia masuk kembali ke kampus Universitas PGRI NTT untuk menemani para dosen, pegawai dan mahasiswa serta seluruh komponen terkait di Kampus Universitas PGRI NTT. 

"Bapak Anton tidak mau rumah besar Universitas PGRI NTT dirusak dan dihancurkan oleh siapapun. Itulah sebabnya, ketika diminta untuk menyelamatkan anak-anak bangsa yang belajar di kampus ini, Bapak Anton datang kembali," katanya.

Anton menjelaskan, pada  5 Juni 2014, ia bertemu dengan pimpinan Kopertis Wilayah VIII di Denpasar. Saat itu, lanjutnya, pimpinan Kopertis Wilayah VIII mengatakan bahwa  Universitas PGRI NTT sedang sakit dan kopertis memberi catatan-catatan kecil kepadanya.

Karena itu, demikian Anton, sebagai Rektor Universitas PGRI NTT, ia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat NTT yang saat ini mempercayakan anak- anaknya belajar di Univeritas PGRI NTT.

Anton mengatakan, masalah di kampus tersebut adalah bangunan sistem manajerial yang belum memiliki model yang bagus. Karena itu, ke depan sistem manajerial akan dibenahi sehingga para mahasiswa yang dititipkan  orangtua untuk belajar di Univeristas PGRI NTT tidak dikorbankan. 

"Hari ini Bapak Anton belum masuk kerja, tapi Bapak Anton datang karena mau bicara dengan adik-adik mahasiswa. Sebagai dosen tetap yang diangkat oleh YPLP PT PGRI NTT, saya  merasakan apa yang dirasakan adik-adik mahasiswa atas dinamika yang terjadi di kampus Universitas PGRI NTT ini," kata Anton.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved