Misteri Mayat Wanita Telanjang

Darma Bilang Malu Pulang Rumah Karena Telanjang (3)

Rismawati Nur, kakak nomor 2 dari terduga hilang dari Darmawati Nur, mengaku tidak mengetahui apakah adik

Editor: Alfred Dama
Ist
Inilah potret diri Darmawati Nur, terduga mayat wanita telanjang yang ditemukan membusuk dalam selokan di Desa Oesao, Kupang Timur, Rabu (28/4/2014) pagi. 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Julianus Akoit

POS KUPANG.COM -- Rismawati Nur, kakak nomor 2 dari terduga hilang dari Darmawati Nur, mengaku tidak mengetahui apakah adik bungsunya itu mengenakan rantai perak di leher dan memakai gelang karet hitam kebiruan di tangan kanan.

"Sebab adik dan ibu baru tinggal bersama saya sekitar satu bulan lebih. Namun dari penjelasan Bibi Rofi'i di Amanuban Timur, adik saya pakai gelang karet di tangan kanan seperti mayat perempuan telanjang di Oesao itu," jelas Rismawati.

Beberapa hari setelah menghilang dari rumahnya, Rismawati mendapat informasi dari seorang tukang ojek bahwa adiknya sedang berjalan bersama seorang wanita berkulit putih dan agak kurus di ujung Jembatan Noelbaki.

"Namun informasi itu belum bisa diuji apakah benar faktanya. Sebab kami sekeluarga mencari di beberapa tempat yang mencurigakan, tidak ditemukan sama sekali," katanya.

Keluarganya sempat meminta bantuan paranormal, yaitu dua orang ustad asal Bugis untuk menerawang dalam semedi, apakah adiknya masih hidup atau sudah mati terbunuh, seperti dugaan mayat perempuan telanjang yang ditemukan membusuk di Oesao itu.

"Kedua ustad itu menegaskan Darma, adik saya masih hidup. Cuma disembunyikan oleh seseorang. Katanya, adik saya itu disembunyikan di sebuah rumah dekat kandang ayam," jelas Risnawati.

Jika fakta terawang dua ustad itu diuji, hampir persis dengan fakta ditemukan mayat wanita di Oesao itu. Mayat wanita itu tergeletak dalam selokan. Di dekat situ ada kandang ayam milik warga. Apakah ini bisa dijadikan petunjuk oleh polisi? Kita serahkan saja kepada polisi untuk mengungkapkannya.

Selama dua hari, saya sempat menelusuri beberapa rumah yang memiliki kandang ayam dekat tepi Kali Noelbaki, sebagaimana hasil terawang dua ustad asal Bugis tersebut. Namun tidak ditemukan sosok Darmawati Nur sebagaimana bekal foto yang saya pegang.

"Biasanya, kalau ada keluarga yang meninggal dunia, pasti ada kontak batin. Misalnya gelisah dan sedih tanpa sebab. Tapi perasaan saya kok biasa-biasa saja," kata Risnawati.

Ia bercerita, setelah beberapa minggu adiknya menghilang, ayahnya Muhammad Nur, yang berada di Sulawesi Tengah, terbang ke Kupang. Suatu siang, ayahnya sedang berbaring di tempat tidur. Masih setengah sadar.

"Tiba-tiba berdiri adik Darma di hadapan Bapak. Lalu Bapak tanya, kenapa tidak pulang rumah? Adik jawab, dia tidak bisa pulang. Sebab dia malu karena tubuhnya telanjang dan tidak punya pakaian. Setelah berkata demikian, adik Darma menghilang," kata Risnawati meniru cerita ayah kandungnya, Muhammad Nur.

Apakah 'penampakan' roh Darmawati Nur itu menjadi petunjuk bahwa ia sudah mati dibunuh dan diperkosa, sebagaimana ciri-ciri perempuan telanjang yang mati membusuk di Oesao? Ataukah petunjuk bahwa ia masih hidup dan membutuhkan pertolongan untuk diselamatkan?

Ada satu fakta yang sangat aneh, yang harus dipecahkan oleh polisi. Yakni Darmawati tidak memiliki telepon genggam, sebagaimana dijelaskan Rismawati Nur, kakaknya yang nomor 2. Tapi herannya, Darmawati seakan tahu kalau ia akan dijemput seseorang tanggal 31 Maret 2014 subuh. Lalu bergegas pergi bersama wanita berkulit putih dengan sosok agak kurus.

Kapolres Kupang, AKBP Drs. Dominicus Savio Yepormanse yang dimintai komentar melalui Kasatreskrim Polres Kupang, Iptu Raden Dwi Ramandhantio, S.H, mengatakan banyak fakta yang sudah dihimpun penyidik polisi.

"Untuk menguji fakta itu apakah benar, hanya ada satu cara, yaitu tes DNA. Hasil tes DNA akan menggiring polisi kepada orang-orang yang dicurigai. Dan karena itu polisi akan bekerja lebih fokus," kata Iptu Raden.

Ia memperkirakan dua minggu lagi, hasil tes DNA sudah bisa diperoleh untuk memastikan kerja penyidik ke arah mana dan siapa yang layak dicurigai.

Keluarga dua terduga, Darmawati Nur dan Wati Kase sudah diambil darahnya untuk tes DNA di Jakarta. Ia meminta masyarakat bersabar. Ia optimis kasus ini bakal terungkap, hanya menunggu waktu saja.

Nah, bagaimana dengan nasib terduga hilang lainnya atas nama Wati Kase? Apakah dia jadi korban pembunuhan dan pemerkosaan sebagaimana mayat wanita telanjang yang ditemukan di Desa Oesao, Kupang Timur? Ikuti serial berikutnya dengan judul: Wati Kase, Gadis Tunga Rungu dari Desa Oeniko. (bersambung)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved