Kampanye Pilgub NTT
NTT Butuh BKH-Nope
Propinsi NTT masih terkungkung dalam tujuh persoalan besar. Antara lain kemiskinan, tingginya kematian ibu-anak, rendahnya kualitas pendidikan.
Dengan persoalan yang luar biasa ini, NTT butuh figur pemimpin dengan kemampuan luar biasa. Dengan kemampuan luar biasa, pemimpin itu akan melahirkan langkah-langkah luar biasa untuk membawa NTT keluar dari persoalan luar biasa tersebut.
BKH-Nope merupakan pemimpin luar biasa itu. Di depan ribuan
pendukungnya yang memadati Aula Pondok SVD Mbay, Rabu (6/3/2013), Calon Gubernur NTT, Beny Kabur Harman, biasa disapa BKH, menyatakan, dirinya dan Willem Nope tidak lagi sekadar menebar janji tetapi solusi untuk tujuh persoalan besar yang melilit masyarakat NTT selama ini.
BKH yang mampir ke Mbay didampingi sang isteri dan beberapa anggota tim suksesnya, mengatakan, lima paket calon gubernur dan calon wakil gubernur semuanya baik. Namun NTT tidak saja membutuhkan pemimpin yang baik tetapi luar biasa. Dan, pemimpin luar biasa dan terbaik itu hanya satu, BHK-Nope.
"Dengan ketergantungan pada pusat yang masih tinggi butuh pemimpin yang yang mempunyai relasi baik di tingkat nasional. Pemimpin NTT harus putera daerah tetapi mempunyai ketokohan di tingkat nasional sehingga mampu berkolaborasi ke atas dan ke bawah. Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan pemerintah pusat dan para kepala daerah. Pilih pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk menjawab tujuh persoalan besar yang sedang dihadapi masyarakat NTT saat ini," kata BKH yang disambut tepuk tangan meriah para pendukungnya.
BKH mengungkapkan, sebagai putera daerah, dirinya miris dengan TKW NTT yang dikirim ke luar negeri. Pasalnya, para TKW tersebut hanya dipekerjakan sebagai kuli, hamba/budak di luar negeri karena tidak memiliki keterampilan.
"Kita akan hidupkan kembali BLK-BLK (balai latihan kerja) untuk meningkatkan keterampilan para tenaga kerja kita sebelum mereka dikirim ke luar negeri. Untuk masyarakat miskin, kita gratiskan sertifikat tanah dan akta kelahiran. Anak-anak yang kesulitan biaya transportasi ke sekolah, kita siapkan biaya transportasi agar mereka tetap sekolah. Para pengusaha kecil kita siapkan modal melalui pinjaman lunak tanpa jaminan. Jaminan pinjaman hanya dari usaha itu sendiri," demikian BKH.
Di depan para pendukungnya, BKH memberikan klarifikasi beberapa isu negatif yang sengaja dihembuskan orang-orang tidak bertanggung jawab. Isu tersebut antara lain menuding BKH-Nope bohong soal anggaran Rp 500 juta/desa.
"Kampanye negatif mereka lakukan karena mereka ketakutan dan tidak mau BKH-Nope pimpin NTT. Apa yang saya katakan, karena saya tahu masalah di NTT. Mereka tidak tahu permasalahan, maka mereka katakan itu bohong. Saya pernah jalan dalam kegelapan lalu saya menemukan cahaya. Saya datang membawa cahaya itu," kata BKH meyakinkan para pendukungnya.
Selama satu jam di Pondok SVD Mbay, BKH menyempatkan diri membagi-bagi kartu solusi kepada para pendukungnya. Kartu itu berfungsi untuk bertemu dirinya ketika dirinya terpilih jadi Gubernur NTT, sekaligus sebagai alat untuk menyampaikan keluhan terhadap pelayanan pemerintah. Kartu solusi itu juga sebagai tanda pengenal pendukung BKH-Nope.
BKH dan istri berada di Mbay hanya sekitar satu jam. Mereka tiba pukul 11.00 Wita dan meninggalkan Pondok SVD pukul 12.00 Wita setelah berorasi singkat di depan pendukungnya. Kedatangan BKH dan rombongan juga tanpa seremoni penyambutan. Padahal sesuai jadwal, ketika tiba di Mbay, BKH akan diarak keliling Kota Mbay dan disambut tarian dan seremoni adat.
Kondisi ini sempat membuat para pendukung BKH, terutama para penari yang disiapkan untuk menyambut BKH, kecewa. BKH sendiri bingung karena tidak ada pemberitahuan tentang rangkaian acara tersebut. Namun kondisi itu tidak berlangsung lama setelah ada permintaan maaf dari tim sukses BKH-Nope. Suasana kembali normal dan hangat ketika BKH memaparkan visi misinya jika terpilih jadi pemimpin NTT.
Orasi politik BKH ditutup dengan pengalungan selendang adat oleh para pendukungnya. BKH dan isteri meninggalkan Pondok SVD tepat pukul 12.00 Wita langsung menuju Paga, Kabupaten Sikka. BKH mengatakan, dirinya tidak bisa lama di Mbay karena dikejar waktu. Tepat pukul 17.00 Wita, katanya, seluruh kegiatan kampanye harus ditutup.
Sementara dirinya harus menghadiri kampanye dialogis di Paga pada hari itu juga. Sebelum kampanye di Mbay, BKH mengunjungi Pasar Boawae dan berdialog dengan para pengunjung pasar dan para pedagang sekitar dua jam. Dari Mbay, BKH menuju Mauloo-Sikka dan berkampanye di aula paroki setempat dihadiri ribuan massa pendukungnya.
Empat Solusi
ADA empat solusi yang ditawarkan BKH-Nope jika terpilih menjadi pemimpin NTT. Pertama, menyelesaikan pembangunan jalan propinsi sepanjang 1.400 kilometer dalam waktu dua tahun anggaran.