Oleh Maria Matildis Banda
Titanic dan Tambang
SEDERHANA saja! Gali dan gali lebih dalam. Bongkar dan bongkar perut bumi tanah leluhur ini. Ambil kasih habis isinya, emas, intan, tembaga, mangan, marmer, dan berbagai material lainnya. Jual semuanya, dapat duit, dan kita jadi kaya raya.
SEDERHANA saja! Gali dan gali lebih dalam. Bongkar dan bongkar perut bumi tanah leluhur ini. Ambil kasih habis isinya, emas, intan, tembaga, mangan, marmer, dan berbagai material lainnya. Jual semuanya, dapat duit, dan kita jadi kaya raya.
Lubang yang menganga di mana-mana kita tutup kembali dengan tanah. Kita potong gunung-gemunung, kita ambil tanah, pasir, dan batu, dan kita tutup semua lubang bekas tambang sampai rata kembali. Habis perkara!" Demikianlah Jaki berapi-api pro tambang dan pro mimpi yang ditawarkan keuntungan tambang untuk rakyat.
***
Enak benar ya! Seperti membalikkan telapak tangan!" Rara menyambung.
Jelas enak dong. Perut bumi kita ini penuh batu berharga yang dapat dijadikan doi alias uang. Tinggal bongkar saja perut bumi, dan kita ramai-ramai makan hasilnya. Kalau sudah kenyang, kita punya tenaga untuk potong gunung dan tutup kembali semua lubang bekas tambang bukan?" Jaki terengah-engah saat bicara.
Benar juga ya," Rara termakan pendeknya pikiran Jaki.
Yang pasti, soal tambang penting bagi Propinsi NTT propinsi jagung, propinsi ternak, propinsi koperasi, dan akan menjadi propinsi tambang. He he he...Orang yang mengerti tambang sungguh mengerti ekonomi global secara pendek."
Apa komentarmu Nona Mia?" tanya Rara.
Gali berhingga-hingga lalu potong gunung dan tutup lubang bekas galian. Enak benar dan pendek benar!" jawab Nona Mia.
Betul Nona Mia. Memang enak benar dan pendek benar. Soal tambang memang harus pendek tidak perlu jalan yang panjang apalagi sampai jauuuuuh ke depan. Bukankah demikian Nona Mia?" Jaki merasa mendapat angin.
Kuharap kamu orang pertama yang potong gunung dengan kuku-kukumu ya." Sedih memiliki teman pendek sependek Jaki dan Rara. Nona Mia jadi terkenang pada Benza yang kini sedang berada di Harvard University, Massachuset Boston untuk memperdalam dan memperluas wawasannya tentang pentingnya menjaga lingkungan dan menghindar dari berbagai bentuk perusakan akibat tambang. Karena itulah Nona Mia memilih menikmati Titanic dan membaca buku pemberian Benza, Women and Children Last karya Ruth Sidel.
Demikianlah Nona Mia menikmati Titanic saat teman-temannya hiruk-pikuk berkomentar soal polemik pro kontra tambang. Menurut Nona Mia, miris rasanya mengonsumsi tulisan yang lemah argumentasinya, lemah pula pemahaman tentang demokrasi dan hak berpendapat.
***
Mudah sekali baginya untuk menentukan mana penulis yang benar-benar mengajukan argumentasi secara intelektual dengan pilihan dan sikap tegas kontra atau pro tambang. Sayangnya, yang pro maupun yang kontra adalah saudara-saudara sesama NTT, para lelaki yang telah membuatnya jatuh cinta pada pentingnya membangun sikap dan plihan dengan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sebenarnya dia sudah punya pilihan sejak awal, sejak dulu kala, sejak wacana tentang tambang di Flores dan di NTT mengemuka. Karena sudah punya pilihan itulah, dia memilih membaca Titanic sambil menduga-duga siapakah pasangan bupati dan wabup yang baru dilantik September ini, yang nantinya pro tambang dan mengkhianati budaya leluhur yang sangat agraris, sangat jagung, dan sangat ternak?
Mudah-mudahan semua mereka dengan sekuat tenaga membangun pemberdayaan pangan lokal dan pengembangan budi daya pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan kelautan dengan memberi penguatan pada matapencaharian rakyat sebagai petani, nelayan, dan peternak. Sebab itulah sesungguhnya hakekat orang kita hakekat yang diwariskan leluhur, yang mesti diperbaharui terus-menerus.
Sebenarnya siapa yang kamu dukung Nona Mia?" tanya Rara.
Yang argumentasi penyelamatan lingkungan, argumentasi masa depan anak-anak dan perempuan korban perusakan lingkungan, argumentasi agrarisnya dapat dipertanggungjawabkan, itulah yang saya pilih. Titik!"
Kamu termasuk tolak tambang atau protambang?" tanya Rara lagi. Kamu dapat menilai jawabanku di atas secara argumentatif bukan?" jawab Nona Mia dengan yakin. Jangan memancing, jangan menunggu jawabanku untuk dijadikan alat untuk memojokkan aku..." Nona Mia kembali membaca Titanic.
Apa sih hubungan antara Titanic dan tambang? Apakah ada kaitannya dengan pentingnya tambang di era ekonomi global?" Jaki dan Rara saling melirik.
***
Vandana Shiva dalam tulisannya tentang Pemiskinan Terhadap Lingkungan Perempuan dan Anak-Anak yang Jaki Korban, dalam Ecofeminism Perspektif Gerakan Perempuan dan Lingkungan menjelaskan pikiran Ruth Sidel yang diawali laporan mengenai tenggelamnya Titanic, sebuah kapal yang terkenal kokoh. Pernyataan tentang ekonomi global dalam banyak hal dapat dibandingkan dengan kapal Titanic: megah, mewah, dan tidak akan tenggelam.
Kenyataannya Titanic tenggelam dan kita kekurangan kapal penolong bagi semua orang ketika bencana terjadi. Seperti halnya Titanic, ekonomi global mempunyai banyak pintu yang terkunci, geladak-geladak yang terpisah serta kebijakan yang dalam kenyataan membuat perempuan dan anak-anak terperosok dan tenggelam.
Jaki dan Rara tersenyum pahit ketika ikut membaca Vandana Shiva, Ruth Sidel, dan Titanic pemberian Benza. Tetapi tabiat Jaki dan Rara adalah tabiat pro tambang dengan prinsip pokoknya tambang, pokoknya harus, pokoknya dan pokoknya tanpa argmentasi yang bermutu.
Jadi mana yang kamu pilih Nona Mia? Pro tambang atau kontra tambang!" tanya Jaki. Kalau aku dan Jaki jelas. Pilih pro tambang dan potong gunung."
Aku pilih Benza!" jawab Nona Mia dengan tegas.
Menikahi Benza?" Rara dan Jaki cemburu berat.
Ya. Segera!"