Gerson Yonathan Thonak, Jadi PNS Terlalu Birokrasi

THONBERS Computer. Itulah salah satu perusahaan yang sedang berkembang di Atambua, Ibu kota Kabupaten Belu, NTT.

Letaknya strategis di tengah kota di pertigaan lampu merah, Kelurahan Rinbesi. Nama Thonbers diambil singkat dari nama belakang pemiliknya,  "Thonak",  yang artinya "Thonak Bersaudara".

Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan umum dan pemasok barang khususnya komputer. Didirikan bulan Oktober  2005, tapi baru melaksanakan aktivitas layaknya perusahaan lainnya tepat tanggal 1 November 2005.

Pemilik perusahaan ini bercita-cita merambah seluruh wilayah di daratan Timor dalam pemasaran produknya. Mau tahu ada apa di balik kesuksesan perusahaan ini. Berikut ini penuturan  Direktur Thonbers Computer, Gerson Yonathan Thonak, ketika ditemui Pos Kupang di Atambua, Selasa (23/2/2010).

Bisa Anda ceritakan awal mula berdirinya perusahaan  ini ?

Baiklah. Saya mau ceritakan bahwa perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan umum dan pemasok barang khususnya komputer. Perusahaan  ini didirikan pada Oktober  2005 dan baru melaksanakan aktivitas tanggal 1 November 2005. Yah, kadang orang bilang, saya terlalu nekad mendirikan perusahaan ini. Saya harus akui bahwa saya bangun  perusahaan ini bermodal nekat dan star dengan modal pas-pasan. Lima tahun lalu masyarakat NTT umumnya dan khususnya masyarakat Belu masih merasa bahwa komputer adalah barang mewah dan mahal. Saya bekerja ekstra untuk mengenalkan dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa komputer bukan lagi barang mewah dan mahal. Meski tertatih-tatih saat awal berdirinya perusahaan ini, kami tidak patah semangat.

Saya punya keyakinan, semua usaha kalau berjuang dengan sepenuh hati, pasti akan menuai hasil menggembirakan. Saya berikan nama perusahaan ini diambil dari nama belakang Thonak dan kebetulan saya punya saudara, maka saya gabung menjadi Thonbers, yang artinya, Thonak bersaudara. Tujuan  pemberian nama ini agar suatu saat perusahaan ini  menjadi perusahaan besar dan maju.

Akan dikembangkan menjadi perusahaan yang dikelola oleh keluarga-keluarga Thonak khususnya anak-cucu dari pemilik perusahaan tersebut. Meskipun sebagai perusahaan keluarga, tapi pengelolaan perusahaan ini dilakukan secara profesional. Ini terbukti dengan beberapa jabatan penting yang masih dijabat oleh karyawan yang bukan Thonak. Kalau ada yang kami lihat punya kemampuan, saya tempatkan menjadi kepala, misalnya, kepala cabang, accounting, kasir dan beberapa divisi service lainnya.

Bisnis komputer tergolong baru. Bagaimana Anda mensiasatinya?
Walau dibilang pendatang baru dengan klasifikasi usaha menengah, tapi Thonbers Computer merupakan toko komputer. Berkat tuntunan Tuhan Yang Maha Kuasa, saat ini Thonbers Computer memiliki beberapa anak perusahaan yang tersebar di beberapa kabupaten.

Saya memasang target hingga usianya yang ke-50 tahun perusahaan ini sudah harus menjadi perusahaan yang menguasai pasar komputer (hardware, software & maintenance) se-daratan Timor wilayah NTT dengan memberikan pelayanan yang memuaskan dan dengan harga yang terjangkau pelanggan-pelanggan Thonbers Computer. Kita terus promosikan usaha ini dan itu terbukti melalui kerja sama yang dijalin baik dengan instansi pemerintah dan swasta, LSM, sekolah-sekolah, gereja-gereja, bank-bank, perusahaan swasta, dan lain-lainnya.

Kenapa Anda tidak mau jadi PNS ?

Saya sepertinya sudah jatuh hati dengan wirausaha. Saya hanya bisa mengatakan tiada kata yang lebih indah selain mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan saya talenta dan kehidupan hingga saat ini. Sebab, tanpa Tuhan Yesus saya tidak bisa seperti sekarang ini.

Saya harus akui kebanyakan orang di Pulau Timor ini setelah menyelesaikan pendidikannya selalu berharap menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS). Saya memang terlahir dari keluarga pas-pasan, dan tidak pernah berpikir untuk menjadi PNS. Mau tahu kenapa?.  Karena saya tidak suka diperintah, tidak suka diatur oleh birokrasi yang berbelit-belit. Jika menjadi PNS berarti kita tidak bisa berbuat banyak kepada masyarakat. Makanya saya memilih menjadi seorang wiraswasta agar dengan talenta dan disiplin ilmu yang saya miliki bisa membantu orang lain, terutama bisa menjadi berkat buat orang lain.

Semua orang punya jalan hidup dan talenta masing-masing. Banyak orang meniti  usahanya dengan banyak cara. Ada yang tinggal meneruskan usaha orangtua dan sukses, tapi ada yang dengan susah payah memulai dari titik nol tapi sukses juga seperti yang saya jalankan sekarang ini.



Anda begitu berani membuka usaha ini ?
Saya mau katakan bahwa kalau mau maju harus nekad. Saya memang termasuk orang nekad, di tengah persaingan bisnis komputer yang cukup menjamur di Atambua. Saya kira dengan letak Kabupaten Belu di wilayah perbatasan dengan negara tetangga Timor Leste, bukan tidak mungkin ini merupakan bisnis yang sangat menjanjikan. Kalau orang dari Timor Leste mau beli perangkat komputer, saya kira tidak harus ke Kupang atau ke Jawa, karena kita di Thonbers Computer menyediakan semua perangkat. Bahkan teknisi kami, saya anggap sangat profesional karena tenaga kami selalu mengikuti pelatihan di luar NTT guna memperdalam ilmu.

Produk apa saja yang dipasarkan di Thonbers Computer?
Produk  yang berhubungan dengan komputer kita pasti jual di sini. Seperti personal computer (PC) dan suku cadangnya, Netbook/Notebook (dari yang paling murah-mahal) dan suku cadangnya, aksesoris komputer, aksesoris Netbook & Notebook, LCD Proyektor, LCD Monitor, kamera digital, handycame, finger print, ikamera CCTV/ kamera pengintai dan lain-lain.

Bahkan kita juga melayani pembuatan database toko/distributor, absensi sidik jari dan sebagainya. Strategi penjualan yang kami tawarkan secara tunai dan kredit sehingga masyarakat bisa memilih sesuai kemampuannya. Banyak  pelanggan yang sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan kami.  Saya selalu tekankan kepada staf untuk melayani pelanggan dengan hati. Kami juga memberikan garansi minimal satu tahun bagi warga yang membeli produk dari kami.

Dengan cara ini pelanggan merasa nyaman untuk memilih kami sebagai tempat untuk membeli komputer, Netbook/Notebook, aksesoris dan jasa service kami. Kami menggandeng Koperasi Talenta, BPR. Tanjung Pratama dalam kaitannya dengan jasa perkreditan. Dalam waktu dekat ini kami juga akan menggandeng lagi salah satu perusahaan kreditur ternama di Indonesia untuk memberi fasilitas kredit dengan persyaratan sangat mudah kepada masyarakat dan ini adalah bentuk kepedulian Thonbers  Computer untuk masyarakat khususnya anak sekolah dan mahasiswa yang belum memiliki komputer/ notebook.

Bagaimana dengan tenaga teknisi dan omset?
Untuk masalah maintenance adalah masalah yang butuh orang-orang khusus yang tentunya didukung dengan pengalaman yang lebih sehingga bisa memberi pelayanan yang lebih pula terhadap user. Teknisi yang ada selalu diberi pelatihan di service center di Kupang dan service center di Surabaya. Untuk tenaga marketing kami selalu ikut seminar-seminar motivasi, karena menurut kami dengan mengikuti pelatihan seperti ini bisa mengupdate keterampilan mereka dalam pelayanan terhadap pelanggan. Saat ini kami punya  13 orang karyawan.

Khusus omset perbulan, memang  tidak menentu kadang naik,  kadang juga turun, tergantung minat pembeli karena selama ini kami lebih banyak melirik market daerah/ kabupaten. Tapi sejauh ini masih bisa mencapai target perbulannya dan saya tetap berharap kedepan kami bisa menguasai pasar di daratan Timor dan tentu dengan dukungan semua masyarakat dan tidak terlepas dari pihak bank karena banyak peluang yang masih belum dia capai karena terhambat oleh modal yang terbatas.

Ada bisnis lain yang mau dikembangkan ?
Untuk bisnis di luar pemasaran komputer saya kira belum terpikirkan. Tapi kami saat ini sudah membuka warung internet (warnet) melayani pemakai 1x24jam. Memang saya akui bisnir warnet belakangan ini di Atambua mulai muncul bagai jamur di musim hujan. Saya kira ini sesuatu yang baik.

Kita bersaing secara sehat, asal tidak saling menjatuhkan. Selain itu, kami membuka bisnis warnet ini secara tidak langsung memperkerjakan anak-anak daerah (Belu) yang punya kemauan untuk maju. Jadi di warnet juga di thonbers computer rata-rata anak-anak dari Belu yang saya gunakan tenaganya. Saya memang berharap bisnis yang dikembangkan sekarang ini bisa merambah di semua wilayah di Daratan Timor.(yon)


Dari Titik Nol

'BERSUSAH-susah dahulu, bersenang-senang kemudian'. Pepatah ini sangat pas bagi pria asal Rote-Ndao bernama lengkap Gerson Yonathan Thonak.

Putra bungsu dari lima bersaudara pasangan Yunus Thonak (ayah) dan Martha Doy (ibu) ini termasuk  nekad membuka usaha komputer. Di tengah persaingan bisnis yang 'menggila' di Atambua, Gerson, begitu dia disapa, berani menantang keadaan.

Kepada Pos Kupang di ruang kerjanya, Senin (8/3/2010),  Gerson menuturkan, pembukaan usaha ini dengan susah payah. Usaha yang dirintisnya diberi nama "Thonbers". Nama ini diambil singkat dari nama belakang pemiliknya, yaitu "Thonak",  yang artinya "Thonak Bersaudara".

Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan umum dan pemasok barang khususnya komputer. Perusahaan yang satu  ini didirikan tepatnya pada Oktober  2005 dan baru melaksanakan aktivitas selayaknya perusahaan lainnya tepat pada tanggal 1 November 2005.  Pemilik perusahaan ini bercita-cita merambah seluruh wilayah di daratan Timor dalam pemasaran produk yang dimilikinya.

Gerson mengungkapkan kalau usaha komputer ini dimulai dari titik nol. Tapi dengan cara  unik dan dia sendiri tidak menyangkah akan menjadi pengusaha sukses seperti sekarang.  Rupanya pemilik rambut gaya jabrik ini menyadari dia terlahir dari keluarga yang pas-pasan. Karena itu, hidupnya harus irit, makan apa adanya dan sekolah tanpa uang jajan serta harus jalan kaki berkilometer untuk menuntut  ilmu di sekolah.

Hal ini tidak membuat dia patah semangat dalam menuntut ilmu hingga dia menyelesaikan studinya ditingkat SMP di Pulau Rote tahun 1998, setelah dia mendapatkan ijazah SMP, dia bercita-cita melanjutkan sekolah di Kupang. Namun  cita-cita itu hampir kandas dengan pendapatan orangtuanya yang hanya cukup untuk makan saja.
Walaupun dia nekad ke Kupang bermodalkan uang  Rp 500 ribu  untuk biaya pendaftaran sekolah di Kupang. Bahkan sejak masuk SMA sampai sekarang kuliah di Stikom Uyelindo Kupang, dia harus mencari uang sendiri untuk membiayai studinya ini.

"Jadi, saya sudah merasakan bagaimana pahitnya membuka usaha. Tapi saya percaya, Tuhan Yesus ada bersama saya. Saya sangat yakin setiap usaha apapun, jika kita sandarkan pada pertolongan Tuhan pasti ada jalan. Dan, terbukti meskipun saya sedang kuliah tapi usaha saya tetap jalan dan cukup sukses di Atambua ini," kata  suami dari Katrina W Ludji  ini.

Kenapa tidak jadi PNS, Gerson menuturkan, ia sudah jatuh hati dengan wirausaha. Dia hanya bisa mengatakan tiada kata yang lebih indah selain mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan dirinya talenta dan kehidupan hingga saat ini. Gerson menyadari tanpa Tuhan dia tidak bisa berbuat seperti

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved