Embung Kolhua Penuhi Kebutuhan Warga
KUPANG, POS KUPANG.Com -- Pembangunan embung di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, dilakukan untuk mengatasi kebutuhan air baku bagi warga Kota Kupang.
Saat ini, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS Nusra) II sedang melakukan studi kelayakan untuk pembangunan embung tersebut.
Kepala BWS Nusra II, Ir. T Iskandar, MT, menjelaskan hal ini kepada Pos Kupang di ruang kerjanya, Jumat (26/6/2009). Ia ditanyai tentang realisasi rencana pembangunan embung tersebut.
"Untuk embung Kolhua itu, tahun ini tim dari BWS sedang melakukan studi kelayakan. Studi kelayakan itu sudah dimulai sejak bulan April hingga Oktober 2009 menggunakan dana APBN sebesar Rp 495 juta," kata Iskandar.
Dikatakannya, studi kelayakan itu dilakukan untuk melihat kondisi kelayakan lokasi yang akan dijadikan tempat pembangunan embung. Setelah studi kelayakan itu, demikian Iskandar, tahun 2010 akan dilakukan detail design atau detail perencanaan. Setelah dilakukan detail design, tahun 2011 barulah diusul untuk dilakukan pembangunan fisiknya.
Berdasarkan usul ini, demikian Iskandar, barulah pemerintah pusat akan mencari sumber dananya. Apakah dananya bersumber dari APBN atau darimana. Setelah dananya ada barulah dilakukan pembangunan fisiknya.
"Nah, pembangunan fisik itu tergantung dari ketersediaan dana. Kalau dananya dianggarkan baru pembangunan fisiknya bisa dilakukan. Jadi perjalanan ke arah itu cukup panjang," kata Iskandar.
Sebelumnya diberitakan (Pos Kupang, 19/4/2008), Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara (Nusra) II berencana membangun embung berkapasitas 6 juta kubik di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Pembangunan embung ini dalam rangka memenuhi kebutuhan air baku bagi warga Kota Kupang.
Kepala BWS Nusra II, Ir. T Iskandar, MT, melalui Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) BWS Nusra II, Ir. Budi Sucahyono, M.Si, kepada Pos Kupang, Jumat (18/4/2008), menjelaskan, rencana membangun embung di Kolhua itu memang sudah lama, sejak kantor yang ditempatinya masih berstatus PKSA (Pengembangan dan Konservasi Sumber Air). "Sebenarnya sama-sama dengan Tilong. Tapi setelah diseleksi oleh JBIC, Tilong lebih prioritas," kata Budi. (kas)