Dinkes Kota Kupang Komit Skrining Hipotiroid Konginental Pada Bayi Baru Lahir Segera Dijalankan

Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) merupakan satu satu cara untuk mendeteksi hormon tiroid pada bayi baru lahir.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/LAUS MARKUS GOTI
Dina Suryani Ludji SST. M. Kes, Kepala Seksi Ibu dan Pelayan Keluarga Dinkes Kota Kupang di Hotel Swiss Belinn Kristal Kupang, Rabu (24/7/2019). 

Dinkes Kota Kupang Komit Skrining Hipotiroid Konginental Pada Bayi Baru Lahir Segera Dijalankan

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Dinas Kesehatan Kota berkomitmen segera menjalankan skrining hipotiroid konginental (SHK) pada bayi baru lahir di Kota Kupang.

Dina Suryani Ludji SST. M. Kes, Kepala Seksi Ibu dan Pelayan Keluarga kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (24/7/2019) di Hotel Swiss Belinn Kristal Kupang mengatakan di Kota Kupang dan mungkin saja di NTT belum pernah dilakukan SHK pada bayi baru lahir.

"Kalau di Kota Kupang sendiri, ini baru dirintis. Jadi kita adakan pelatihan mulai hari ini Rabu (24/7/2019) dan beberapa hari ke depan terkait SHK ini untuk tenaga kesehatan, dokter, analis, perawat baik rumah sakit maupun dari puskesmas. Jadi setelah pelatihan ini bisa kita terapkan di rumah sakit dan puskemas," ungkapnya.

Ia menjelaskan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) merupakan satu satu cara untuk mendeteksi hormon tiroid pada bayi baru lahir.

Menurutnya, ada berbagai penyebab hipotiroid kongenital, yaitu kelenjar tiroid yang tidak atau kurang berkembang, gangguan kelenjar hipofisis (pituitary), ibu mengonsumsi obat tertentu atau mengalami kekurangan yodium pada massa hamil dan sebagainya.

"Lalu dampaknya pada bayi, kerja kelenjar tiroid menurun atau bahkan tidak berfungsi sejak lahir, yang berujung bayi kekurangan hormon tiroid sehingga mengakibatkan pertumbuhan fisik dan mental anak mandek," ungkapnya.

Lanjutnya, skrining hipotiroid kongenital paling baik dilakukan saat bayi berumur 48-72 jam.

"Skrining sangat diperlukan agar dapat dilakukan penanganan sedini mungkin atau segera terhadap bayi dengan hipotiroid kongenital, sehingga tidak menghambat tumbuh kembangnya," ungkapnya.

Ia menjelaskan pengambilan sampel darah untuk dilakukan SHK pada bayi diambil dari tumit bayi.

Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Kupang, Rudi Priyono mengatakan, usai pelatihan tersebut sudah bisa dilakukan skrining hipotiroid konginental pada bayi baru lahir di Kota Kupang. Namun masih terbatas pada dua rumah sakit yakni RS. Johannes Kupang dan RS SK Lerik.

"Yah ini berhubungan dengan ketersedian tenaga kesehatan, alat dan terutama laboratorium. Namun pada intinya baik tetap bisa dilakukan SHK, nanti bisa darahnya diambil di Puskemas nanti periksanya ke dua Rumah Sakit itu," ungkapnya.

Menurutnya, SHK ini juga sangat bagus dan juga sebagai salah satu upaya penanganan masalah stunting di Kota Kupang.

Karena Hipotiroid Konginental ini sangat berkaitan erat dengan keselamatan ibu pada masa kehamilan hamil, Rudi mengingatkan agar para ibu hamil di Kota Kupang harus rajin mengontrol diri ke Puskesmas atau rumah sakit.

"Dinkes terus mendorong agar para ibu hamil rajin cek kesehatannya juga janin atau bayinya," ungkap Rudi Priyono.

Ini Penilaian Pengamat Terkait PDIP NTT yang Dinahkodai Emi Nomleni

Tim SMA Negeri 4 Kupang Juara Lomba Parade Cinta Tanah Air 2019

Ramalan Zodiak Sabtu 27 Juli 2019 Ada Yang Posesif Loh! Libra Difitnah dan Gemini Sensitif Banget

Rudi menjelaskan, di Puskesmas ibu-ibu hamil juga bisa mendapatkan paket pertolongan gizi, antara lain, vitamin A, zat besi, mineral mix sebagai pengatur metabolisme tubuh.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved