Festival Panggil Dugong Jadi Daya Tarik Wisatawan
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengharapkan festival panggil dugong atau ikan duyung di Kabupaten Alor bisa menjadi daya tarik wisatawan.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Adiana Ahmad
Festival Panggil Dugong Jadi Daya Tarik Wisatawan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengharapkan festival panggil dugong atau ikan duyung di Kabupaten Alor bisa menjadi daya tarik wisatawan.
“Kita akan terkenal karena ada cerita. Festival Panggil ikan Dugong ini adalah tradisi yang ada dan menjadi kekayaan yang kita miliki. Ini harus menjadi daya tarik internasional," kata Viktor pada acara Festival Panggil Ikan
Dugong yang berlangsung di Pantai Wisata Mali Kabupaten Alor, Jumat (19/7/2019)
Dalam press releasi dari Biro Humas dan Protokol Setda NTT mengatakan, festival ini dihadiri sejumlah Forkopimda NTT, Sejumlah Pimpinan OPD Lingkup Pemprov NTT, Forkopimda Kabupaten Alor, Pimpinan BUMN dan BUMD Tingkat Provinsi NTT dan juga dari Kabupaten Alor .

Menurut Viktor, festival panggil ikan dugong ini harus dikemas dengan lebih baik lagi sehingga mendatangkan turis/wisatawan sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
"Masyarakat diharapkan agar mampu memproduksi hasil olahan dari alam sekitar agar dapat meningkatkan nilai ekonomi dan dapat dipasarkan juga disini," katanya.
Dijelaskan, kedepan pemerintah harus mendeskripsikan dengan baik tentang pariwisata seperti makanan, minuman, belanja sehingga ekonominya meningkat.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Bapak Onesimus Laa atas kemampuannya dalam memanggil Ikan Dugong, yang merupakan salah satu spesies laut yang dilindungi serta belum banyak mendapat perhatian masyarakat.

“Kita harus bangga miliki orang seperti dia (Onesimus Laa). Dia sangat berperan disini. Terima kasih Bapam Onesimus Laa," ujarnya.
Bupati Alor, Amon Djobo memberi apresiasi kepada Gubernur NTT dan semua yang hadir pada festival itu.
“Biar masyarakat Alor dikatakan miskin harta, tetapi tidak miskin harga diri dan kepercayaan diri. Kami ada disini lewat budaya dan tradisi kami," kata Amon.(*)