Jokowi Tegaskan Pentingnya Kerukunan dan Tidak Ada Toleransi Sedikit pun bagi Pengganggu Pancasila

Presiden terpilih Joko Widodo menyampaikan pidato pertamanya setelah ditetapkan sebagai presiden terpilih dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE KOMPAS TV
Presiden terpilih Joko Widodo menyampaikan pidato Visi Indonesia di Sentul, Bogor, Minggu (14/7/2019). 

POS-KUPANG.COM, BOGOR - Presiden terpilih Joko Widodo menyampaikan pidato pertamanya setelah ditetapkan sebagai presiden terpilih dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.

Pidato Jokowi ini disampaikan dalam acara Visi Indonesia yang berlangsung di Sentul International Convention Center, Bogor pada Minggu (14/7/2019) malam.

Joko Widodo menegaskan, pentingnya kerukunan dalam negara kesatuan Republik Indonesia dan tidak ada toleransi bagi mereka yang berupaya mengganggu Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.

"Kita ini memiliki norma agama, etika, dan tata krama ketimuran. Kita punya budaya yang luhur. Kita harus ingat ini, Pancasila adalah rumah bersama sebagai saudara se-bangsa dan se-Tanah Air," ujar Jokowi.

"Tidak ada toleransi sedikitpun bagi yang mengganggu Pancasila," tegas Jokowi.

Ke depan, kata Jokowi, tidak ada lagi yang mempermasalahkan Pancasila, tidak ada lagi orang Indonesia yang tak mau ber-Bhinneka Tunggal Ika.

"Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran terhadap perbedaan; tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak menghargai penganut agama lain, warga suku lain dan etnis lain," ujar Jokowi.

Indonesia, kata dia, ingin bersama dalam keberagaman sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika.

Dia menuturkan, pentingnya kerukunan dalam kehidupan bernegara.

"Bersaudara itu indah, bersatu itu indah. Saya yakin, kita semua berkomitmen meletakkan demokrasi yang keberadaban dan menjunjung tinggi kepribadian Indonesia untuk membawa Indonesia maju," ujar Jokowi.

 Presiden terpilih Joko Widodo mengatakan bahwa dalam demokrasi, mendukung calon presiden dengan mati-matian itu dibolehkan.

Begitu juga dengan kehadiran oposisi. Siapa pun boleh menjadi oposisi, sebab menurut Jokowi hal itu baik untuk demokrasi.

"Menjadi oposisi juga sangat mulia, silakan ingin jadi oposisi," kata Jokowi.

"Asal jangan oposisi yang menimbulkan dendam; asal jangan oposisi yang menimbulkan kebencian, apalagi disertai hinaan, cacian, makian-makian," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Sebelum pidato dibacakan, terlihat Jokowi naik ke atas panggung bersama istrinya, Iriana Widodo.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved