Harga Jual Hasil Pertanian Meningkat, NTP di NTT Alami Peningkatan
Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso
Harga Jual Hasil Pertanian Meningkat, NTP di NTT Alami Peningkatan
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang
dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Kepala BPS NTT, Ny Martje Pattiwaellapia, menjelaskan berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 115 kecamatan di NTT pada Juni 2019, NTP di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan dibandingkan Mei 2019 yaitu sebesar 0,87 persen. Penurunan ini disebabkan oleh harga-harga jual hasil pertanian meningkat.
• Telkomsel Jalankan Program Patriot Desa Digital
• Padi dan Palawija Alami Penurunan, Tanaman Perkebunan Rakyat Meningkat
Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Juni dengan NTP Mei, lanjutnya, maka perkebunan, perikanan dan peternakan yang mengalami peningkatan.
Ia mengatakan indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
Pada Juni 2019, indeks harga yang diterima petani meningkat 0,82 persen dibandingkan Mei 2019 yaitu dari 138,69 menjadi 139,83.
Peningkatan Indeks Harga yang diterima Petani ( It )pada Juni 2019 disebabkan oleh meningkatnya indeks terima subsector perkebunan, perikanan dan peternakan.
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
• Pelaporan Fairuz A Rafiq terhadap Galih Ginanjar yang Menghinanya Bau Ikan Asin? Intip Yuk Faktanya
• Intip YUK Bocoran Jokowi soal Menteri di Kabinetnya, Bicara Soal Umur hingga Koalisi Indonesia Kerja
Pada Juni 2019, lanjutnya, indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami penurunan dibandingkan Mei yaitu dari 132,07 menjadi 132,01 atau turun sebesar 0,04 persen.
Penurunan indeks terjadi di seluruh subsektor.
Ia menyebutkan komoditas It yang mengalami oerubahan pada Juni 2019 yaitu Kakao abiji, dengan andil 34,11 persen, Tongkol andil 0,25 persen, Ketela Pohon 0,06 persen, Cengkeh, -0,98 persen dan Dedak, -0,13 persen.
Sedangkan komoditas harga yang dibayar petani yaitu tembang dengan andil 0,73 persen, daun singkong, 0,18 persen, kedelai -0,66 persen, labu siam, 0,11 persen dan sawi hijau -0,26 persen.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati)