Jefri Riwu Kore Ladeni Mahasiswa Saat Demo di Kantor Walikota Kupang
Walikota Jefri Riwu Kore Ladeni Mahasiswa Saat Demo di Kantor Walikota Kupang
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Walikota Jefri Riwu Kore Ladeni Mahasiswa Saat Demo di Kantor Walikota Kupang
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Aktivis dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kupang, melakukan aksi demo di Kantor Walikota Kupang, Kamis (20/6/2019). Mereka meminta pertanggungjawaban Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore terkait penanganan masalah air bersih di Kota Kupang.
Puluhan aktivis ini mendatangi kantor Walikota Kupang dengan membawa sejumlah atribut GMNI yang didominasi warna merah. Di depan Kantor Walikota, mereka secara bergantian berorasi. Sempat terjadi ketegangan antara Satpol PP dengan para aktivis ini, karena mereka ingin segera bertemu Walikota.
• Asyik Bermain Judi, 9 Ibu Rumah Tangga Ditangkap Polisi, Ini Identitasnya
Namun, salah seorang anggota Satpol PP memberi informasi, bahwa Walikota sedang ada audiens dengan Pertina, para pendemo diminta untuk bersabar. Kurang lebih dua jam berorasi, Walikota Kupang, mempersilahkan para pendemo berdiskusi di ruang Garuda lantai 2 Kantor Walikota Kupang.
Di ruang Garuda, Jefri dengan tenang memberi kesempatan kepada koordinator demo, Barto Taosin untuk menyampaikan tuntutan mereka. Barto menegaskan, masyarakat Kota Kupang kesulitan air bersih. Namun Pemerintah Kota Kupang nampaknya tak memerhatikan masalah air bersih.
• Bupati Tahun Lepas Kontingen Popda
Barto menjelaskan berdasarkan advokasi yang mereka lakukan di sejumlah Kelurahan di Kota Kupang, antara lain, Tuak Daun Merah, Oesapa dan Liliba, sejak Januari hingga Mei 2019, masyarakat merasakan minimnya sumber air bersih.
"Dimana air hanya mengalir kurang lebih 4-5 dalam seminggu. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah penduduk Kota Kupang yang semakin hari terus meningkat hingga mencapai 600 warga," ujarnya.
Minimnya sumber air bersih membuat warga terpaksa beralih menggunakan air tangki dengan harga 60 ribu hingga 70 ribu per 5000 liter. "Mirisnya warga yang memakai meteran air PDAM harus membayar setiap bulan, meski air tak kunjung datang," keluhnya.
Untuk itu, kata Barto, pihaknya meminta Pemkot Kupang segera mengatasi persoalan kekurangan air bersih di Kota Kupang terlebih saat musim kemarau debet air menurun
GMNI mendesak Pemkot Kupang dan PDAM agar memperbaiki menejemen pengelolaan air bersih, menata pendistribusian air bersih dan mengelola secara baik sumber-sumber air bersih di Kota Kupang.
Menanggapi soal tuntunan aktivitas GMNI, Jefri menegaskan, persoalan air bersih di Kota Kupang, merupakan persoalan yang sudah lama ada. Namun Pemerintah Kota sesungguhnya tidak menutup mata.
"Saya apresiasi kepedulian kalian. Semua orang butuh air, saya dan kalian butuh air. Kebutuhan air di Kota Kupang mencapai 800 liter per detik setiap hari sementara kekuatan kita hanya 140 per detik setiap hari ditambah dengan kekuatan dari Kabupaten Kupang 230, jadi 370 per detik setiap hari, itu tetap masih kurang dan sumber air baku yang kita miliki juga terbatas," ujarnya.
Sementara itu, Marius R. Seran, Plt. Direktur PDAM Kota Kupang, yang turut hadir dalam kesempatan itu, menjelaskan langkah konkrit yang akan dilakukan PDAM Kota Kupang untuk mengatasi persoalan air bersih antara lain, membendung kali Liliba untuk menambah debet produksi dan optimalisasi Mata Air Sagu.
"Selama ini Air Sagu itu dikelola oleh PDAM Kabupaten Kupang, namun ada yang terbuang dan itu akan dikelola oleh PDAM Kota Kupang dan optimalisasi semua sumber-sumber yang ada," ujarnya.
"Awalnya kita hanya memiliki 90 per detik setiap hari, namun saat ini seperti kata pa Walikota sudah 140 per detik setiap hari, artinya ada peningkatan dan kita juga mendapat suplai dari Tilong," ujarnya.