UNBK SMA/SMK di NTT, Masih Ada Kekurangan 10.295 unit Komputer
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Provinsi NTT, hingga saat ini masih terdapat kendala.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
UNBK SMA/SMK di NTT - Masih Ada Kekurangan 10.295 unit Komputer
POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Provinsi NTT, hingga saat ini masih terdapat kendala. Salah satu kendala adalah kekurangan fasilitas berupa 10.295 unit komputer.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTT, Drs. Benyamin Lola,M. Pd saat rapat bersama Komisi V DPRD NTT di ruang rapat pimpinan DPRD setempat, Senin (27/5/2019).
Menurut Benyamin, dari hasil UNBK SMA/SMK tahun 2019, ternyata masih terdapat kekurangan -kekurangan, yakni pada kompuetr san server.
"Komputer yang kurang sebanyak 10. 295 unit, sedangkan server sebanyak 676 unit," kata Benyamin.
Sebelumnya dalam rapat dengar pendapat di ruang rapat Komisi V DPRD NTT, Selasa (30/4/2019), Benyamin Lola juga mengatakan, pemerintah masih membutuhkan dana untuk pengadaan komputer dan server. Fasilitas itu untuk mendukung pelaksanaan UNBK.
Menurut Benyamin, dana yang dibutuhkan itu sekitar Rp 20 M untuk dipergunakan untuk pengadaan komputer dan server di SMA dan SMK di NTT.
" Dana Rp 20 M lebih itu untuk pengadaan komputer dan pengadaan server /internet di sekolah guna mendukung pelaksanaan UNBK di SMA/SMK," katanya.
• 5 Idola Populer KPop Ini Ternyata Berbakat Menjadi Koki Profesional Loh Salah Satunya Jin BTS
• Ramalan Zodiak Cinta Kamu Selasa 28 Mei 2019, Cancer Sangat Emosional, Scorpio Gairahmu Memuncak
Dijelaskan, dana Rp 20 M akan digunakan untuk pengadaan komputer sebanyak 2010 dan server sebanyak 134 .
"Dari dana ini kita manfaatkan untuk pengadaan sarana prasarana di sekolah dalam menunjang pelaksanaan UNBK. Jika ini terpenuhi maka target kita pada tahu 2020 sekolah penyelenggara UNBK bisa 100 persen," katanya.
Dikatalan, dalam satu paket pengadaan nanti terdiri dari 15 unit komputer dan satu server setiap sekolah, sehingga saat ini masih membutuhkan 85 paket apabila harga per paket Rp 150 juta.
"Jika harga per paket mencapai Rp 150 juta,maka kebutuhan dana masih Rp 12.750.000.000.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)