Perbedaan Versi Harga Satuan Dalam RAB Buat Proses Asistensi Lambat
Para kepala desa yang melakukan asistensi RAB di kantor BPMD Kabupaten TTS mengeluhkan lambatnya proses asistensi RAB.
Penulis: Dion Kota | Editor: Adiana Ahmad
Perbedaan Versi Harga Satuan Dalam RAB Buat Proses Asistensi Lambat
Laporan Reporter Pos-Kupang.Com, Dion Kota
POS-KUPANG.COM | SOE- Para kepala desa yang melakukan asistensi RAB di kantor BPMD Kabupaten TTS mengeluhkan lambatnya proses asistensi RAB. Penyebabnya, karena harga satuan dalam RAB Desa diubah lagi ditingkat Kabupaten.
Padahal menurut para kepala desa, harga satuan yang dicantumkan dalam RAB sudah sesuai dengan kondisi satuan harga yang ada di desa tetapi sampai di Kabupaten, dipaksa diubah mengikuti harga di Kabupaten.
Hal ini diungkapkan Kepala Desa Bijaepunu Samuel Nomeni, Kepala Desa Oenlasi, Musa Mella dan Kepala Desa Pili, Mikael Tenis kepada pos Kupang, Kamis (16/5/2019) di kantor BPMD Kabupaten TTS.
• TKN Sebut Kata BPN Ada TPS Siluman di Desa Nanggerang, Ternyata yang Menang 02
Kades Samuel mengaku, harga satuan barang atau sewa alat berat yang tercantum dalam RAB dinilai terlalu tinggi sehingga pihak BPMD mengharuskan untuk menurunkan angka tersebut.
Hal inilah yang membuat proses asistensi lambat. Karena ada tawar menawar harga satuan.
" Pihak BPMD mau kasih turun harga satuan yang kami pasang padahal keadaan di lapangan memang begitu. Makanya ada tawar menawar lagi kalau mau turun berapa supaya jangan sampai anggaran yang plot tidak cukup," ujar Samuel.
Hal senada juga diungkapkan Kades Musa. Ia mengaku, ada kasus dimana penurunan harga satu barang bangunan dinilai terlalu jauh.
• Mantan Komisioner KPU: Penolakan Prabowo Tak Berdampak pada Legalitas, Hasil Pemilu Tetap Sah
Sehingga ada resiko kepala desa harus nombok lagi untuk membiayai hal tersebut.
" Kalau mereka ubah RAB dan harga satuannya lebih rendah dengan harga di desa maka kepala desa harus siap tanggulangi," ujar Musa.
Kades Pili, Mikael Tenis mengaku, sampai berdebat dengan tim ahli kabupaten terkait harga satu barang yang diplot dalam RAB. Menurutnya, penurunan harga satuan barang atau jasa oleh tim ahli terlalu jauh sehingga tidak sesuai harga di Desa.
" Sewa alat berat missalnya, kita taruh mobilisasi alat 5 juta, mereka mau taruh 2 juta. Ini bagaimana, kalau suplaier tidak mau harga begitu? Kita debat panjang baru akhirnya naik lagi di angka 3,5 juta. Kedepan kalau harga yang diplot kurang maka kami di desa ini yang harus tanggung jawab sudah," keluhnya.
• Kepergok Berduaan di Mobil Mewah Hotman Paris, Nia Ramadhani Berikan Penjelasan
Lambatnya proses asistensi RAB yang berdampak pada lambatnya pencairan dana membuat bupati TTS Egusem Piether Tahun turun langsung ke memantau proses asistensi di kantor BPMD Kabupaten TTS.
Dalam kesempatan tersebut dirinya meminta agar proses asistensi RAB bisa dipercepat sehingga realisasi pencairan dana desa tahap l bisa segera dilakukan.
" Apa yang kurang atau menghambat proses asistensi Segera laporan biar kita atasi. Dana desa harus segera dicairkan sehingga pembangunan di desa bisa segera kembali dilakukan," pintanya.(*)