Berita Pendidikan

Kajian Dosen UI pada Tenun NTT antara Tantangan Nilai Adat dan Ekonomis

Kain tenun menjadi salah satu warisan budaya Indonesia.Sayangnya, keberadaannya tidak sepopuler kain batik

ilustrasi/kompas.com
Tenun NTT 

POS-KUPANG.COM|KUPANG-Kain tenun menjadi salah satu warisan budaya Indonesia.

Sayangnya, keberadaannya tidak sepopuler kain batik. Agar dapat diterima masyarakat, diperlukan adanya inovasi baik dari segi desain maupun pewarnaan.

Selain itu dibutuhkan pula inovasi dalam membantu peningkatan akses pasar kain tenun. Inovasi yang dilakukan tentunya harus tetap menjaga pakem budaya yang telah ditentukan.

Spoiler Episode Ketiga Drama Korea Her Private Life Tayang Malam ini: Sung Duk Mi Ketemu Cha Si An!

Selama ini inovasi dilakukan secara tertutup dalam arti hanya penenun yang memodifikasi desain dan pewarnaan.

Padahal agar dapat memenuhi selera pasar diperlukan kolaborasi antara penenun dan pelanggan yang dikenal dengan "open innovation" (inovasi terbuka).

Inovasi berbasis jaringan
Hali inilah kemudian mendasari kajian strategis yang dilakukan dosen Universitas Indonesia (UI) diketuai Fibria Indriati.

Kajian ini telah berjalan selama setengah tahun, mulai dari pertengahan tahun 2018.

Febria melakukan kajian di beberapa wilayah dan melihat salah satu daerah di NTT berhasil dalam melakukan inovasi terbuka.

"Kami menemukan bahwa para penenun yang berada di Kabupaten Sikka, Provinsi NTT telah melakukan inovasi terbuka dalam rangka meningkatkan akses pasar dan nilai ekonomis kain tenun," jelas Dosen Administrasi Niaga melalui rilis resmi UI.

Ia menambahkan, "Model inovasi terbuka yang dilakukan adalah strategi inovasi kolaboratif dan strategi inovasi berbasis jejaring."

Hasil Quick Count LSI Denny JA, Jokowi-Maruf Unggul Sementara dari Prabowo-Sandiaga

Strategi inovasi kolaboratif dilakukan para penenun dengan membentuk kolaborasi dengan beberapa lembaga yang memiliki banyak pengetahuan seperti rumah desain, universitas dan lembaga peneliti serta pemerintah.

Hasilkan tenun kontemporer
Dosen Universitas Indonesia (UI) diketuai Fibria Indriati melakukan kajian pada kain tenun NTT yang telah berjalan selama setengah tahun, mulai dari pertengahan tahun 2018.

Kolaboratif dilakukan terkait dengan desain dan teknik pewarnaan. Strategi ini mampu menghasilkan kain tenun dengan motif kontemporer yang memiliki nilai ekonomis yang dapat diterima secara luas, bukan hanya masyarakat NTT.

Dalam hal pewarnaan, teknik diterapkan selain pewarna alami, para penenun menggunakan pewarna kimia yang mempersingkat waktu penyelesaian kain tenun.

Prabowo-Sandi Curi 8 Suara di TPS Keluarga Jokowi di Solo

Selain itu juga kolaboratif strategi inovasi dilakukan dalam hal peralatan menenun, dimana bekerja sama dengan universitas, perusahaan dan lembaga pemerintah dalam penyediaan alat pemintal benang tenun.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved