Menguak Praktek Rekayasa Nilai di Politeknik Negeri Kupang

Praktek rekayasa nilai mahasiswa di Politeknik Negeri Kupang (PNK) perlahan-lahan mulai terungkap

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/LAUS MARKUS GOTI
Pudir II, Ramsi GGL Sayonara saat menghadapi mahasiswa jurusan teknik mesin Politeknik Negeri Kupang yang mendemo di kampus tersebut. Selasa (19/3/2019) 

Menguak Praktek Rekayasa Nilai di Politeknik Negeri Kupang

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Praktek rekayasa nilai mahasiswa di Politeknik Negeri Kupang (PNK) perlahan-lahan mulai terungkap, Selasa (19/3/2019).

Berawal dari aksi demo yang dilakukan ratusan mahasiswa jurusan teknik mesin di depan kampus tersebut pagi tadi sekitar pukul 09.00 Wita.

Ratusan mahasiswa ini menuntut pihak kampus bertanggung jawab karena sudah dua semester mereka tidak melaksanakan praktek.

"Mana alat-alat dan bahan praktek? Kami sudah bayar biaya kuliah kenapa tidak bisa praktek," teriak mahasiswa.

Sempat terjadi saling dorong dengan Satpam, Pegawai dan para Dosen yang berjaga depan pintu kantor Kampus, lantaran Pudir II, Ramsi GGL Sayonara yang menangi jurusan teknik mesin tidak menemui mahasiswa.

Atiqah Hasiholan Kecewa Hakim Tolak Eksepsi Ratna Sarumpaet

Nilai Rupiah Selasa Pagi Menguat 16 Poin, Ini Pemicunya

Suap proyek di Lampung Tengah, KPK Panggil Empat Saksi 

Para mahasiswa kian geram dan terus berteriak keras. Beberapa saat kemudian Ramsi menyambangi mereka dari jarak 3 meter depan pintu Kampus dan dikawal ketat oleh beberapa Satpam.

Setengah jam kemudian Pudir II, Ramsi GGL Sayonara para dosen menggelar diskusi dengan beberapa perwakilan dari mahasiswa di Kantor Kampus.

Ditemui POS-KUPANG.COM, Ramsi menegaskan bahwa praktek mahasiswa jurusan teknik mesin berjalan lancar, hanya saja ada mis komunikasi.

"Yah ini hanya mis komunikasi saja, alat dan mesin ada hanya belum didistribusikan ke laboratorium," ungkapnya.

Disaksikan POS-KUPANG.COM, ruang praktek jurusan teknik mesin tampak sepi hanya ada para montir yang sedang mengutak-atik mesin bubut besi.

Di ruang lab otomotif itu, dosen otomotif, Bernadus Stefanus Wuwur kepada POS-KUPANG.COM, mengungkap sudah bertahun-tahun mesin bubut rusak dan ada beberapa di antaranya sudah tidak memenuhi standar, karena sudah lama, sejak berdirinya Politani Negeri Kupang.

Tidak hanya itu, satu-satunya Exavator di PNK rusak. Sudah dua tahun belakangan ini tidak digunakan. Imbasnya mahasiswa tidak bisa melaksanakan praktek. "Mereka hanya datang absen dan pulang," ungkap Bernadus.

Bernadus menjelaskan, praktek pengoperasian Exavator merupakan mata kuliah tersendiri, bukan job. Jika tidak mengikuti praktek maka mahasiswa terancam DO.

Bernadus belum lama bergabung menjadi dosen di jurusan teknik mesin. Ia terkejut, tenyata ada mahasiswa yang tidak menjalankan praktek tapi bisa menjalankan PKL. "Kan harus ada nilai praktek baru bisa PKL, nah kalau tidak ada praktek, nilainya dari mana? yah itu direkayasa untuk menyelamatkan mahasiswa," ungkapnya.

"Sejak saya di sini, saya tidak mau karang-karang nilai, tidak ada praktek yah tidak ada nilai. Supaya pihak kampus juga harus segera tangani masalah ini," tegasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved