Marsel Sebut Kampung Iklim Sangat Penting, Ternyata Ini Tujuannya!
masyarakat perlu diajak untuk lebih memahami tentang perubahan iklim dan dampak yang menyertainya serta mengetahui tingkat risiko bencana
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Marsel Sebut Kampung Iklim Sangat Penting, Ternyata Ini Tujuannya!
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Koordinator Yayasan Mitra Tani Mandiri Flores (YMTMF) di Nagekeo, Marsel Mau, mengatakan, perubahan iklim yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini telah menimbulkan berbagai kebingungan, baik di tingkat masyarakat maupun pemerintah.
Marsel mengatakan perubahan tersebut telah berdampak pada perubahan musim yang sulit untuk diprediksi sehingga kalender tanam dan pengaturan pola tanam di pertanian lahan kering sering tidak tepat.
"Hal ini sangat mempengaruhi sumber-sumber penghidupan masyarakat baik pangan maupun pendapatan, dimana sebagian besar masyarakat Nagekeo mengandalkan sumber matapencaharian dari sector pertanian yang sangat tergantung pada curah hujan. Perubahan iklim di Kabupaten Nagekeo telah berdampak tidak hanya pada sector pertanian, namun juga pada risiko bencana seperti tanah longsor, angin topan, banjir dan kekeringan," ungkap Marsel, kepada POS-KUPANG.COM, disela-sela kegiatan Pelatihan Penguatan Kapasitas bagi aparat Pemda dan Forum Pengurangan Resiko Bencana di Aula Hotel Sinar Kasih Mbay, Kamis (14/3/2019).
Marsel mengatakan melihat kemungkinan dampak perubahan iklim dikemudian hari yang semakin mengkhawatirkan, maka masyarakat perlu diajak untuk lebih memahami tentang perubahan iklim dan dampak yang menyertainya serta mengetahui tingkat risiko bencana yang potensial terjadi di wilayahnya.
"Harapannya mereka dapat mempersiapkan diri lebih awal untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim dan bencana. Masyarakat perlu mengembangkan rencana aksi ditingkat desa guna menyikapi perubahan iklim, menurunkan kerentanan masyarakat termasuk menurunkan risiko. Untuk membudayakan pelaksanaan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di masyarakat maka dilakukan pengembangan kampong iklim di Kabupaten Nagekeo. Dengan demikian, dapat meningkatkan ketahanan masyarakat dari sejak awal dan mencegah dampak bencana yang lebih besar," ujarnya.
Ia menjelaskan upaya lain yang tak kalah pentingnya adalah penguatan kapasitas aparat pemerintah daerah dan para stakeholder agar dapat merealisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah yang relevan dengan upaya mengurangi kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana.
Lanjut Marsel, hal ini dilakukan baik melalui pengarus utamaan isu perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana kedalam rencana pembangunan desa dan daerah serta memfasiltiasi penumbuhan kesadaran dan penguatan kapasitas masyarakat.
"Maka perlu ada upaya bersama untuk memperkuat kapasitas aparat pemerintah daerah dan para stakeholder di tingkat kabupaten yang mempunyai komitmen untuk berperan aktif dalam penguatan kapasitas masyarakat dan mendorong upaya pengarusutamaan perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana kedalam rencana pembangunan. Oleh karena itu, Yayasan Mitra Tani Mandiri bersama World Neighbors (WN) akan melakukan latihan penguatan kapasitas tentang perubahan iklim, prediksi curah hujan dan pengurangan risiko bencana melalui program Kampung Iklim dan Kabupaten Tangguh Bencana di kabupaten Nagekeo," jelasnya.
Marsel mengatakan kegiatan ini bertujuan untu meningkatkan kapasitas peserta terhadap perubahan iklim, dampak, upaya adaptasi dan mitigasi.
Meningkatkan pengetahuan peserta terhadap indicator dan strategi membangun kampong iklim, meningkatkan kapasitas peserta terhadap membangun kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat dan pengembangan kabupaten tangguh bencana.
• Ini Pemicu Dua Ganda Putri Indonesia Gagal ke Perempat Final Swiss
• PT Pertamina Carter Dua Kapal Feri Untuk Suplai BBM ke Labuan Bajo
• Wabup Sumba Timur Tanam Bakau Dengan Para Siswa SMAN 3 Waingapu di Pantai Manubara
Meningkatkan pemahaman peserta tentang upaya-upaya mengarusutamaan perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana kedalam rencana pembangunan pemerintah.
Ia menjelaskan hasil dari kegiatan ini adalah peserta mampu fasilitasi latihan perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana bagi aparat dan masyarakat di tingkat desa. Selain itu, peserta mampu fasilitasi pengembangan kampong iklim dan mereka paham terhadap indicator dan pentingnya membangun kabupaten tangguh bencana.
"Diharapkan peserta mampu fasilitasi pengintegrasian perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana kedalam rencana pembangunan desa dan daerah," ujar Marsel.
Pantauan POS-KUPANG.COM, kegiatan tersebut berlangsung aman dan lancar. Ada beberapa materi dipaparkan yaitu perubahan Iklim, Pengembangan Kampung Iklim, dan Sistem Registrasi Nasional oleh Yulianto Teguh Wibowo dari BPPI dan Karhutla - KLHK Wilayah Jawa, Bali dan Nusra.
Materi lain diantaranya pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat dan Prediksi Pola Curah Hujan
Marsel Mau yang merupakan ketua Forum PRB, Pengembangan dan Indikator Kabupaten Tangguh Bencana oleh
Made Pukel dari World Neighbors (WN)
Para peserta tampak antusias dan terlihat sangat berpartisipasi saat diskusi bersama saat itu.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)