Mansyur, Ahli Kompor asal Jeneponto yang Keliling NTT

Mansyur, pria asal Jeneponto, Sulaweai Selatan (Sulsel) ini tiba-tiba menjadi bahan bicara di kalangan masyarakat.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Frans Krowin
Mansyur, pria asal Jeneponto, Sulawesi Selatan 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Mansyur, pria asal Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini tiba-tiba menjadi bahan bicara di kalangan masyarakat. Pasalnya, pria berusia 63 tahun ini merupakan ahli reparasi kompor yang sudah keliling NTT, bahkan Indonesia timur umumnya. Ia mendatangi semua kabupaten di NTT ini hanya dengan keterampilannya sebagai tukang kompor keliling.

Ditemui POS-KUPANG.COM di Eropaun, Kelurahan Lewoleba, Senin (4/3/2019) siang itu, pria yang baru tiba di Lembata sekitar dua bulan lalu itu sedang sibuk memperbaiki kompor hock milik warga, yang sudah rusak dan tak lagi digunakan sejak lama.

"Pekerjaan ini saya geluti sejak masih sekolah STM (sekolah teknik menengah) dulu. Saya belajar dari orang tua saya yang saban hari menekuni pekerjaan ini," ujar Mansyur memulai bercerita, di sela-sela kesibukannya membetulkan kompor yang rusak tersebut.

BREAKING NEWS: Dua Orang Tewas dalam Lakalantas di Sikumana Kupang

Ketika pekerjaan itu makin disukai, lanjut pria bertopi itu, ayahnya jatuh sakit hingga akhirnya meninggal dunia. Sejak ditinggal ayahnya itulah Mansyur lantas putus sekolah. Ia tak sanggup menamatkan pendidikan pada jenjang sekolah tersebut karena tak punya biaya untuk itu.

Dari situlah ia kemudian fokus pada pekerjaan tersebut. Awalnya ia berusaha di Jeneponto. Namun karena banyaknya persaingan, sehingga ia memutuskan untuk merantau. Salah satu daerah tujuan, adalah Kupang, Ibukota Provinsi NTT.

APK Peserta Pemilu di Kota Kupang Sudah Diambil

Tatkala merantau ke Kupang, lanjut Mansyur, ia membuka usaha tersebut di Pasar Inpres (sekarang Pasar Kasih, Red) di Naikoten I, Kota Kupang. Selang beberapa waktu kemudian, ia mengubah pola, yakni menawarkan jasa keliling kota. Ia bergerak dari rumah ke rumah hingga akhirnya ribuan kompor berhasil diperbaikinya.

Dari Kupang, lanjut Mansyur, ia lantas mengadu nasib ke Atambua, Kabupaten Belu, Kefamenanu, TTU, SoE di TTS, hingga akhirnya menyeberang ke Labuan Bajo dan seterusnya menjelajahi daratan Flores. "Dari ujung barat sampai ujung timur Flores sudah saya datangi semua. Dari Larantuka saya kembali ke Kupang tembus Sumba. Dan dari Sumba saya ke Alor. Saya selalu bergerak dari satu daerah ke daerah yang lain," ujarnya.

Saat ini, katanya, ia berada di Lewoleba setelah dua bulan sebelumnya dirinya berkeliling kota Larantuka dan dua bulan pula berkeliling di Adonara. "Yang namanya Adonara itu sudah saya kelilingi dari satu tempat ke tempat yang lain. Dari Adonara baru saya kembali lagi ke Lewoleba," ujar pria berambut perak ini.

Di Lewoleba, katanya, ia berencana sampai akhir Maret 2019 nanti. Setelah itu ia harus kembali lagi ke Jeneponto untuk berkumpul kembali bersama keluarga. Tapi satu hal yang paling penting, adalah dirinya ingin mengikuti pemilihan umum presiden dan wakil presiden (Pilpres) di kampung halamannya sendiri.

"Saya mau pulang akhir Maret nanti. Saya mau ikut pemilu bersama keluarga saya di Jeneponto. Saya dan anak-anak sudah sepakat untuk sama-sama ikut pemilu di kampung. Saya belum tahu saya pilih figur yang mana saat pilpres nanti. Saya dengar saja dari anak-anak," ujar Mansyur.

Dia mengatakan, siapa pun presiden yang terpilih nanti, yang paling penting untuk diperhatikan, adalah keamanan negara ini. Menurut dia, kalau negara ini aman, maka iklim usaha akan terus berkembang. "Saya juga tidak takut bepergian ke mana-mana, seperti yang tercipta selama ini," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Frans Krowin)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved