Warga Terdampak Angin Puting Beliung Di Kupang Minta Terpal Pada Pemerintah

beberapa warga mengutarakan harapannya agar pemerintah dapat membantu kebutuhan mendesak mereka saat ini usai terkena musibah.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/RYAN NONG
Wilmince Nubatonis dan suaminya duduk di bekas puing kayu rumah mereka yang hancur diterjang angin puting beliung pada Kamis (28/2/2019) sore. Foto diambil pada Jumat (1/3/2019) pagi. 

 
Warga Terdampak Angin Puting Beliung Di Kupang Minta Terpal Pada Pemerintah

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Warga terdampak bencana angin puting beliung di wilayah Kelurahan Liliba Kota Kupang meminta pemerintah untuk memperhatikan kondisi mereka pasca bencana yang memporak porandakan kediaman mereka pada Kamis (28/2/2019) siang.

Dari rumah ratusan warga yang terdampak, ada yang mengalami kerusakan ringan berupa terangkatnya sebagian atap, ada yang mengalami kerusakan sedang dimana seluruh atap diterbangkan angin, dan ada pula yang rumahnya hancur.

Kepada POS-KUPANG.COM, beberapa warga mengutarakan harapannya agar pemerintah dapat membantu kebutuhan mendesak mereka saat ini usai terkena musibah.

Fransiskus Ganggas, Ketua RT.27/RW.08 Kelurahan Liliba mengatakan, warga membutuhkan perbaikan rumah mereka yang rusak akibat terjangan angin ganas itu.

Hal itu dikatakannya mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Gubernur NTT yang memerintahkan pengusaha kota Kupang untuk menyuplai material bangunan untuk warga yang korban bencana.

“Solusi yang diberikan pak Gub bagus karena itu yang dibutuhkan saat ini. Hal ini sehingga masyarakat yang terdampak segera bisa pulih,” katanya.

Lakalantas di Jln Sam Ratulangi, Pengendara Motor Vixion Tabrak Satu PRT

Tim Cyber Polda NTT Aktif Pantau Dunia Maya

Renungan Harian Kristen Protestan Sabtu 2 Maret 2019 Lebih takut Kepada Tuhan Daripada Manusia

Pendaftaran UTBK Sudah Dibuka, Ini Yang Harus Diperhatikan

Ia mengatakan, dari 64 kepala keluarga yang merupakan anggota di RT-nya, 38 rumah terdampak bencana.

Sebelumnya Juanikus Cesario (49) Ketua RW 09 Kelurahan Liliba yang juga menjadi salah satu korban bencana tersebut meminta pemerintah memberikan apa yang paling dibutuhkan oleh warga pasca kejadian. Ia mendukung upaya pemerintah untuk mendata kerusakan namun harus cepat membuat respons atas situasi dan kebutuhan warga.

“Pemerintah segera, jangan hanya data data, tapi segera dibuatkan tenda darurat atau apa. Bisa juga dibantu dengan terpal,” ungkapnya.

Warga lainnya, Wilmince Nubatonis (55) mengharapkan agar pemerintah bisa membantu membangun rumah mereka. Pasalnya rumah sederhana milik mereka telah porak poranda dan rata dengan tanah dihempas angin dasyat itu.

“Rumah ini kami bangun di tanahnya orang, karena angin semuanya tidak tersisa. Kami minta pemerintah lihat dan bantu kami,”ujar istri pekerja serabutan dan pemulung ini.

Ia mengaku bingung dengan keadaan ini, pasalnya untuk biaya makan saja mereka kesulitan setiap hari, apalagi untuk biaya membangun rumah baru.

Sejak Kamis sore hingga Jumat pagi, ia dan suaminya Barnabas Banu (57) tampak tidak beranjak jauh dari puing bekas rumah mereka yang telah tak berbentuk. Ia mengaku saat malam pasca kejadian, ia menginap di tenda darurat. Namun setelahnya mereka kembali berada di bekas bangunan rumah mereka.

“Kami bingung, tidak tau mau bagaimana. Tidak tahu mau buat apa lagi, semua sudah rata (dengan tanah),” ungkapnya lirih. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved