Pilpres 2019
Atang Sebut Kehadiran Sandiaga Tidak Pengaruhi Dukungan Terhadap Jokowi di NTT
Atang Sebut Kehadiran Sandiaga Tidak Pengaruhi Dukungan Terhadap Jokowi di NTT
Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | OELAMASI - Pengamat Politik dari Universitas Muhammadyah Kupang, Dr. Ahmad Atang menilai kehadiran Calon Wakil Presiden dari Nomor Urut 02, Sandiaga Uno di NTT, tetap mendulang suara walaupun tidak signifikan.
Kehadiran Sandiaga Uno memang ada dampak politis dalam meraih suara dari simpatisan dan pendukung. Secara persentase tanpa mendahului dengan melihat fenomena politik di NTT maka pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf meraih minimal 70 persen suara jika dibandingkan dengan pasangan 02, Prabowo-Sandiaga Uno.
Ahmad Atang kepada POS-KUPANG.COM, Senin (25/2/2019) mengatakan, kehadiran Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan calon Presiden, Prabowo Subianto, tentu perlu diapresiasi positif.
• Polisi Amankan Pengunggah Video Dugaan Kampanye Hitam Terhadap Jokowi - Maruf
Kehadiran Cawapres Sandiaga Uno di NTT jika dilihat pada dampak secara politisnya tetap ada. Tetapi sesuai keyakinannya bahwa publik di NTT masih menjadi milik Jokowi.
Tapi bukan berarti pasangan Prabowo-Sandi tidak dapat dukungan, tetap ada karena partai pengusung seperti PAN, Gerindra, PKS saat inipun bekerja keras untuk meraih suara.
• Puluhan Kapal Terbakar di Muara Baru, Menteri Susi Beberkan Fakta Mengejutkan
Dikatakannya, kehadiran Sandi setidaknya memperkuat peta dukungan terhadap pasangan nomor urut 02.Kehadirannya memang tidak mungkin menggeser basis dukungan kemenangan Jokowi di NTT.
"Bahwa ada dukungan buat pasangan nomor urut 02, tapi menggeser posisi kemenangan Jokowi memang agak berat. Dukungan tetap ada terutama pada pendukung dan simpatisan. Secara sosiologis politis tidak untuk mendahului tapi NTT memang dari fenomena politik yang ada masih dikuasai Jokowi," katanya.
Menyinggung soal figur Sandiaga sebagai orang muda bisa menggaet suara kaum milenial di NTT, Atang mengatakan, kemungkinan itu bisa saja.
Pasalnya, sentimen yang dibangun ini bisa meraih suara kaum milenial. Apalagi Sandiaga secara one man show membidik segmen pemilih milenial dan emak emak.
Namun patut diketahui, lanjut Atang, kekuatan idiologis milenial itu sangat rentan. Partisipasi milenial itu sangat pragmatis sehingga sangat bisa dipahami karena pola pendekatan sentimen berdasar kepentingan.
"Kalau kita persentasekan raihan suara di NTT maka saya bisa katakan kemenangan Jokowi di NTT 70 persen dan selebihnya pasangan nomor urut 02," kata Atang. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Edi Hayong)