Fraksi Partai Nasdem Sikka Tegas Tidak Setuju Dana Adat Pendidikan

Dinilai kuras APBD, Ketua Fraksi Nasdem Sikka tolak dana adat pendidikan.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Adiana Ahmad
zoom-inlihat foto Fraksi  Partai  Nasdem   Sikka   Tegas   Tidak  Setuju Dana  Adat Pendidikan
fb
Siflan Angi

Fraksi  Partai  Nasdem   Sikka   Tegas   Tidak  Setuju Dana  Adat Pendidikan

Laporan  wartawan  Pos-Kupang.Com, Eginius Mo’a

POS-KUPANG.COM | MAUMERE- Ketua   Fraksi  Partai  Nasdem  DPRD Sikka,  Siflan Angi, akhirnya membeberkan alasan partainya menolak membahas Rancangan Peraturan Daerah  (Perda)   Dana  Adat  Pendidikan yang diajukan oleh Bupati  Sikka, Fransiskus  Roberto Diogo  dalam RPJMD 2018-2023.

Menurut  Siflan,  dana  adat  direncanakan  Rp 20  milar/ tahun  atau  Rp  100  miliar  selama  lima  tahun  tak hanya menguras APBD  Sikka setiap  tahun.  Dana   yang akan dipinjaman  tanpa bunga kepada   para mahasiswa  dari  keluarga tidak mampu membiayai  pendidikan  tinggi  menciptakan  beban  baru kepada  masyarakat  kurang  mampu.

Masyarakat Perlu Kontrol Alokasi Dana Pendidikan di APBD, Ini Alasannya

Alumni Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Asal NTT Harus Tangkap Peluang Kerja

“Ini  khan model  dana  bergulir, hanya  bentuknya  saja  yang beda Sudah terlalu  banyak  contoh. Salah satunya  anggur merah   dari Pemprov   NTT. Miliaran  rupiah  uang yang beredar  selama  10   tahun  lalu. Tidak   tahu  seperti apa kondisinya  saat ini,”  kata  Siflan   kepada   wartawan,  Selasa  petang di Maumere.

Ia mengatakan, sudah banyak contoh model  pengelolaan  dana pemerintah   yang  justru meninggalkan soal. Apakah jaminanya setelah tamat  para  orangtua  mahasiswa  mampu kembalikan dana  itu.

Model pinjaman demikian, dinilai  Siflan  tidak mengedukasi mahasiswa  untuk  kerja   keras mengejar prestasi.

APBD Sikka 2019 Ditetapkan, DPRD dan Pemerintah Tetap Beda Sikap

Alokasi Dana Pendidikan Per Siswa di Sumba Barat Daya Hanya Rp 3.900 Per Bulan

Ia  lebih  sepakat   pemerintah menyediakan  beasiswa  kepada  mahasiswa   berprestasi  untuk pendidikan  tinggi. Pemberian  beasiswa  justru  memacu semua anak  Sikka  berlomba-lomba  meraih prestasi  tinggi.

 “Dana   adat pendidikan  akan  ditagih  setelah  tamat  kuliah. Omong  saat  ini  semuanya   gampang, tapi  kemudian  hari akan ciptakan  masalah  baru. Ini  pemerintahan,  bukan lembaga  keuangan   atau koperasi.  Saya  lebih setuju dorong penyediaan   beasiswa,”  kata Siflan. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved