Mahasiswa Politeknik Tidak Pernah Praktek Pengoperasian Alat Berat, Pudir II: Itu Bukan Level Mereka

Sejumlah mahasiswa Politeknik Negeri Kupang (PNK) Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Otomotif, mengaku ditipu pimpinan setempat

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/AMBUGA LAMAWURAN
Pembantu Direktur (Pudir) II, Ramsi Sayonara, di ruang kerjanya, Senin (28/1/2019) 

Mahasiswa Politeknik Tidak Pernah Praktek Pengoperasian Alat Berat, Pudir II: Itu Bukan Level Mereka

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sejumlah mahasiswa Politeknik Negeri Kupang (PNK) Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Otomotif, mengaku ditipu pimpinan setempat, lantaran tak mengizinkan mereka melakukan praktek mata kuliah Pengoperasian Alat Berat.

Beberapa alat berat kini mendekam dalam sebuah ruangan.

Ruangan tersebut tidak bisa dibuka lantaran pimpinan, dalam hal ini Pembantu Direktur (Pudir) II, Ramsi Sayonara, menahan kunci ruangan praktek.

Mereka mengeluh lantaran telah membayar uang kuliah, namun hak mereka untuk menggunakan alat-alat praktek tidak pernah diberikan.

104 Siswa SMK Negeri I Aimere Ikut Simulasi UNBK

Marianus Sebut Kades Ibarat Induk Ayam yang Lindungi Anak-anaknya Dari Musuh

BREAKING NEWS - Buaya Terkam Warga Malaka, Ditemukan Potongan Kepala, Kaki, Tangan

Menanggapi hal tersebut, Ramsi Sayonara mengatakan, melakukan praktek pengoperasian alat berat bukan level mahasiswa.

"Itu levelnya SMK. Kalau mahasiswa itu levelnya sudah lebih tinggi. Malu-maluin saja," katanya kepada POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Senin (28/1/2019).

Dia menegaskan, kalau hanya sekedar melakukan praktek pengoperasian alat berat, itu tidak beda dengan melakukan kursus mengendarai mobil.

"Kalau hanya sekedar operator, terlalu rendah. Sama saja dengan kursus mobil. Saya juga pengajar. Prakteknya bukan operator. Prakteknya itu bisa dikasih kasus dan bagaimana cara penanganannya. Begitu caranya," jelasnya.

Ramsi mengakui bahwa kunci ruangan selama ini dipegangnya.

Ruangan dimaksud adalah tempat penampungan alat-alat berat. Sehingga sampai saat ini para mahasiswa tidak bisa membuka ruangan tersebut.

"Kuncinya ada di saya. Selama selesai masa perawatan itu saya pegang. Selama perawatan kan tidak bisa dipakai. Kalau rusak bagaimana?" tanyanya.

Dia menjelaskan, selama ini tidak ada pengeluhan dari kepala laboratorium alat berat.

Sehingga dia terlihat tenang-tenang saja menanggapi pengeluhan mahasiswa tersebut.

"Selama ini saya tidak pernah mendapat pengeluhan dari kepala laboratorium," jelasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ambuga Lamawuran)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved