Berita NTT Terkini
Sambut Fahri Hamzah, Gubernur Laiskodat: Masalah NTT Bukan Kekurangan Lapangan Kerja
Saat Sambut Fahri Hamzah, Gubernur Laiskodat Menjelaskan, Masalah NTT Bukan Kekurangan Lapangan Kerja
Penulis: Lamawuran | Editor: Kanis Jehola
Saat Sambut Fahri Hamzah, Gubernur Laiskodat Menjelaskan, Masalah NTT Bukan Kekurangan Lapangan Kerja
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dan rombongan mengunjungi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Rombongan tersebut diterima dan dijamu Gubernur Viktor Laiskodat di Ruang Rapat Gubernur, Gedung Sasando, Kota Kupang, Kamis (24/1/2019).
Tujuan dari kunjungan tersebut ialah membahas isu Tenaga Kerja Migran (TKM).
• Terkait Tarif Jasa Portir di Pelabuhan Tenau Kupang, Ini Harapan Edison Ello
Dalam kesempatan itu Gubernur Viktor Laiskodat mengatakan, masalah sesungguhnya di NTT bukanlah kekurangan lapangan pekerjaan.
"Masalah sesungguhnya adalah ketiadaan keterampilan," katanya, Kamis (24/1/2019).
• Dua Tahun Berdiri, Sekejap Kafe J 20 Milik Ribka Octavianus Tersungkur di Pantai Warna Oespa
Dia memberi sebuah contoh konkrit. Sebagian besar pekerjaan lapangan, pemasangan keramik misalnya, hampir 80 persen dikerjakan orang Jawa.
Karena itu, katanya, dirinya tidak ingin mengirim tenaga kerja ke luar negeri tanpa satu keterampilan yang memadai.
"Hal paling mendasar adalah pengiriman tenaga kerja ini mereka tanpa skil. Dari aspek komunikasi antar budayanya itu mereka tidak mengerti. Teknologi yang akan mereka pakai pun tidak dipahami," bebernya.
Sehingga baginya, mengirimkan tenaga kerja tanpa skill adalah satu tindakan yang keliru.
"Artinya kalau tanpa persiapan, kita mengirim orang bukan untuk sebagai duta, tapi untuk dibunuh," jelasnya.
Dirinya menegaskan perlu adanya pelatihan terlebih dahulu sebelum para tenaga kerja tersebut dikirim ke luar negeri.
"Kita harus tahu skillnya macam apa, penguasaan bahasanya macam apa, ditempatkan di mana, budaya di negara itu macam apa," imbuhnya.
Gubernur Viktor Laiskodat pun menginginkan adanya pemanfaatan dana desa yang terbilang besar.
"Kita dorong penggunaan dana desa yang hampir 3 triliun itu. Kalau itu bisa dikonsolidasi dengan baik, pasti akan mendorong perekonomian rakyat NTT," tegasnya.
Setelah melakukan pelatihan, sambungnya, untuk ke luar NTT itu adalah pilihan masing-masing orang. "Tetapi tujuan kami bukanlah mengirim tenaga kerja ke luar NTT. Kita prioritaskan mereka kerja di NTT terlebih dahulu," tegasnya kembali. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ambuga Lamawuran)