Berita Labuan Bajo Terkini
Hasil Keterampilan Tangan Para Korban di Selter Mulai Diminati Pembeli Jakarta dan Kalimantan
Hasil keterampilan tangan para perempuan korban tindakan kekerasan dan korban kasus lainnya yang menghuni selter atau rumah perlindungan perempuan
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS--KUPANG.COM, Servatinus Mammilianus
POS--KUPANG.COM | LABUAN BAJO--Hasil keterampilan tangan dari para perempuan korban tindakan kekerasan dan korban kasus lainnya yang menghuni selter atau rumah perlindungan perempuan dan anak di Labuan Bajo, mulai diminati oleh pembeli dari Jakarta dan Kalimantan.
Keterampilan berupa lukisan rohani tersebut seharga Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu per buah.
Koordinator Selter Labuan Bajo Suster Maria Yosephina Pahlawati, SSPs menyampaikan bahwa keterampilan tersebut merupakan salah satu program bagi para penghuni rumah tersebut.
"Hasil keterampilan mereka itu sudah mulai dipesan oleh para pembeli dari Jakarta dan Kalimantan. Ini semua demi mendukung misi kemanusiaan yang kami lakukan," kata Suster Yosephina kepada POS--KUPANG.COM, Senin (14/1/2019).
Bahan baku pembuatan karya tangan itu kata dia, disumbang oleh pihak-pihak yang juga peduli dengan misi kemanusiaan yang dia lakukan.
"Bahan bakunya bukan kami yang belih tetapi disumbang oleh orang-orang yang juga peduli dengan misi kami," kata Yosephina.
Lukisan rohani yang telah disiapkan dari hasil sumbangan itu, ditempel manik-manik berbagai warna oleh para penghuni selter sehingga menimbulkan efek yang lebih menarik.
Aktivitas menempel itu membutuhkan ketelitian dan kesabaran sehingga perlu latihan yang serius.
Bahan lukisan yang digunakan berasal dari kain khusus. Selain itu, ada bahan lain yaitu lem khusus untuk menempel manik-manik ke patron yang sudah disiapkan sesuai dengan gambarnya.
Ada juga kegiatan lain yang selama ini dilakukan untuk membekali penghuni selter dengan berbagai keterampilan, seperti membuat keripik pisang dan daur ulang plastik menjadi hiasan yang bagus, membuat tempe dan membuat rosario.
"Saya terus membekali mereka dengan berbagai keterampilan agar bila mereka nanti kembali ke kampungnya atau ke rumahnya maka mereka sudah punya keterampilan dan dapat digunakan sebagai sumber pendapatan mereka," kata Suster Yosephina.
Namun motivasinya bukan hanya itu, melatih penghuni selter dengan beberapa keterampilan itu kata dia agar mereka tidak jenuh berada di rumah tersebut.
"Juga agar mereka tidak larut memikirkan persoalan yang mereka hadapi. Keterampilan yang dilakukan di sini juga sebagai hiburan buat mereka," kata Suster Yosephina.(*)
