Berita Kota Kupang Terkini
16 Tim Ikut Lomba Pesparawi Anak di GMIT Kota Baru
GMIT Kota Baru menggelar lomba Paduan Suara Anak se-Daratan Timor. Pesparawi ini digelar dalam rangka merayakan Hut GMIT Kota Baru ke-30 tahun pada 15
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Yenni Rachmawaty
POS KUPANG.COM, KUPANG -- GMIT Kota Baru menggelar lomba Paduan Suara Anak se-Daratan Timor. Pesparawi ini digelar dalam rangka merayakan Hut GMIT Kota Baru ke-30 tahun pada 15 Januari 2019.
Kegiatan lomba Pesparawi anak se-Saratan Timor ini diikuti oleh 16 peserta.
Wakil Ketua Panitia, Melki Saek, mengatakan peserta yang mengikuti lomba terdiri dari tim paduan suara anak dari Imanuel Oesapa, Nekamese Naioni, Sta Maria Asumpta, Gloria Kayu Putih, Ora Et Labora, Pankese, Koinonian koinonia, Alfa Omega Labat, Kupang barat, dari Amfoang utara dan jemaat Sonhalan Niki-niki dan lainnya.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan relasi dan persekutuan anak-anak se-Daratan Timor dan melestarikan ekspresi dan kreasi anak-anak.
Selain itu juga sebagai bentuk rasa syukur atas Hut ke-30 Jemaat Kota Baru.
Acara yabg telah dimulai sejak Sabtu (12/1/2019) ini dihadiri Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt Mery Kolimon, mewakili Gubernur NTT, Asisten III Stev Ratu Oedju, Ketua Klasis Kota Kupang, Pdt Elyanor Manu-Nale dan para pendeta lainnya.
Ketua majelis jemaat GMIT Kota Baru, Pdt Dody Oematan, mengatakan, lomba paduan suara anak ini merupakan lomba paduan suara anak pertama yang digelar di Kota Kupang.
Kegiatan ini mempunyai tujuan yang menjadi bagian sangat penting bagi gereja, yaitu pesta ini memberikan dan membentuk mendidik anak untuk menjadi pribadi yang percaya diri, dan penuh dedikasi dan kecerdasan dan kreatifitas. Serta anak mampu menerima dirinya dan menerima sesama mereka.
"Kegiatan ini juga bertujuan untuk membentuk regenerasi masa depan gereja. Agar kedepan mampu menjadi pembawa kabar baik Firman Tuhan," tuturnya.
Katanya, gereja merupakan tempat melahirkan sumber daya manusia terbaik bagi lingkungan masyarakat. Karrna itu, saat seperti ini, sangat penting untuk menyiapkan generasi penerus dengan baik.
Ia berharap semua pihak mampu bekerja sama untuk menyukseskan kegiatan ini. Jangan biarkan anak-anak tidak bisa ekpresikan diri.
"Berikan kesempatan agar anak bisa menunjukan kemampuan mereka, satu dalam kerukunan dan kebersamaan. Dalam ajang ini, anak diajak untuk bisa bersama anak-anak lain, bisa berinteraksi dengan sesamanya," tuturnya.
Dalam suara gembala, Pdt Mery Kolimon mengatakan, kegiatan pesparawi ini sangat diapresiasi. Bahwa gereja sedang menghadapi tantangan yang luar biasa, yaitu modernisasi. Dimana orang sedang bertanya dan kehilangan kepercayaan kepada gereja dan bertanya apakah Tuhan ada.
Di era modernisasi ini, lanjutnya, orang bertanya, apakah Tuhan itu ada? apakah pemberitaan gereja tentang Tuhan itu benar? Orang mulai kehilangan rasa percaya kepada Tuhan dan rasa percaya kepada gereja. Ini menjadi tantangan bagi kita semua, agar bersungguh-sungguh bersaksi, bukan hanya dengan perkataan kita
tetapi juga dengan perbuatan kita.
Selain itu, kata Pdt Mery, sekarang ini semua orang ditantang untuk mencari cara-cara kesaksian, salah satunya lewat nyanyian, melalui musik. Musik menjadi bahasa bagaimana mengkomunikasikan iman kita, mengkomunikasikan kepercayaan kita kepada Tuhan, dan pengakuan pemeliharaan Tuhan bagi manusia.
• Sesepuh Amfoang Utara Optimis Amfoang jadi Daerah Otonom
"Kami sangat mengapresiasi kepada panitia dan jemaat Kota Baru yang menyelenggarakan acara ini dan mendukung anak-anak dalam kegiatan ini," ujarnya.
Selain itu, hal-hal yang harus diperhatikan adalah katekakasasi dan sekolah minggu. Agar menjadi bagian dalam menanamkan nilai-nilai budaya sebagai idenditas spiritualitas anak-anak NTT. (*)