Berita Kabupaten TTU

Jumlah Penderita HIV-AIDS di TTU Mencapai 462 Kasus

-Hingga bulan Desember 2018, jumlah penderita HIV dan AIDS di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mencapai 462 kasus. Jumlah kasus sebanyak itu,

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Ferry Ndoen
zoom-inlihat foto Jumlah Penderita HIV-AIDS di TTU Mencapai 462 Kasus
Pos Kupang/Teni Jenahas
Sekretaris KPAD, dr. Rienarmy Satriany Usfinit, MPH.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU-Hingga bulan Desember 2018, jumlah penderita HIV dan AIDS di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mencapai 462 kasus. Jumlah kasus sebanyak itu, membuat Kabupaten TTU berada diurutan kelima di tingkat Provinsi NTT dengan jumlah kasus terbanyak.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten TTU, dari total kasus HIV dan AIDS yang ada, jumlah kasus didominasi oleh Ibu Rumah Tangga (IRT) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang merantau di Malaysia.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten TTU, dr. Rienarmy Satriany Usfinit, MPH kepada wartawan pada, Jumat (4/1/2018).

Walikota Kupang Upayakan Lanjutan Koridor V Fungsikan Dana CSR

dr. Rienarmy mengatakan, sesuai dengan data yang dihimpun KPA TTU, urutan pertama jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak di Kabupaten TTU ditempati oleh Kecamatan Kota Kefamenanu dengan jumlah kasus sebanyak 111.

Berada diurutan kedua yakni Kecamatan Insana dengan jumlah kasus sebanyak 46. Diurutan ketiga Kecamatan Noemuti dengan jumlah kasus sebanyak 35, disusul urutan keempat ditempati oleh Kecamatan Miomaffo Timur dengan jumlah kasus sebanyak 34.

"Jadi umumnya pasien yang datang itu saat sudah pada stadium lanjut. Masalah tingkat esadaran dan pemahaman masyarakat inilah yang menyebabkan tingginya jumlah penderita HIV dan AIDS di Kabupaten TTU," ungkapnya.

dr. Rienarmy menambahkan, jumlah kematian yang disebabkan oleh kasus HIV dan AIDS di Kabupaten TTU pada tahun 2018 juga banyak. Tercatat, selama tahun 2018, tercatat ada sekitar 11 kasus kematian yang disebabkan oleh kasus HIV dan AIDS

"Tapi ada pula banyak kematian yang berhubungan dengan kasus HIV dan AIDS, tapi tidak diketahui karena kurangnya informasi dan pantauan kematian," ujarnya.

dr. Rienarmy mengungkapkan, tingginya angka kasus HIV-AIDS di Kabupaten TTU harus segera mungkin diatasi secara gotong royong dari berbagai pihak dalam memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat akan bahaya HIV-AIDS.

"Kami harap jangan hanya KPA saja yang gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat tetapi juga dari lembaga pemerintah maupun LSM lainnya pun ikut berpartisipasi dengan memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat," ujarnya.

dr. Rienarmy berharap, agar seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten TTU memiliki kesadaran yang tinggi untuk melakukan pengontrolan diri sedini mungkin untuk mengetahui adanya penyakit HIV-AIDS di fasilitas kesehatan yang terdekat.

"Sehingga apabila ada yang mengidap penyakit menular seperti HIV dan AIDS, maka secepatnya dilakukan pengobatan. Selain itu nantinya yang bersangkutan harus segera dikarantinakan guna mencegah penyebaran penyakit ganas itu," katanya.

dr. Rienarmy mengatakan, sebenarnya ada pola pendekatan terhadap masyarakat maupun instansi kesehatan guna mencegah penyakit menular itu yakni melalui sosialisasi waspada bahaya HIV dan AIDS.

Selain itu, tambah dr. Rienarmy, harus ada kerjasama dengan kelompok Warga Peduli AIDS (WPA) untuk dapat menekan angka kasus HIV dan AIDS di Kabupaten TTU. Dengan pola tersebut, kata dr. Rienarmy, dapat digunakan KPA untuk mendekatkan diri dengan masyarakat.

"Kita berharap kerjasama dari seluruh pihak untuk mencegah penyakit menular tersebut supaya masyarakat semakin sadar dan mau melakukan pemeriksaan tes HIV-AIDS di fasilitas kesehatan terdekat sehingga dapat melakukan pencegahan sejak dini," ungkapnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved