Berita Kriminal
Simak Alasannya. Setelah Membunuh Secara Brutal, Pelaku Ini Menolak Pembatalan Hukuman Gantung
rencana menghapus hukuman gantung ini diumumkan beberapa bulan setelah terpidana pembunuh ibunya dijatuhi hukuman mati.
POS-KUPANG.COM--Nyawa dibayar nyawa, mati dibayar dengan mati'. Itulah yang ada di benak Erni Dekriwati Yuliana Buhari, putri seorang pengusaha komestika Malaysia yang dibunuh secara keji.
Erni Dekriwati yang dipanggil Rita dan sejumlah keluarga korban pembunuhan lain berkampanye agar pemerintah Malaysia membatalkan rencana menghapus hukuman gantung.
Rita mengatakan ia merasa seperti dikhianati karena rencana menghapus hukuman gantung ini diumumkan beberapa bulan setelah terpidana pembunuh ibunya dijatuhi hukuman mati.
"Kasus ibu saya ini selesai dalam waktu lebih dari tiga tahun sampai pelaku mendapatkan hukuman."
Sebut agama Yahudi anjurkan hukuman mati bagi LGBT, Rabbi Israel dikecam
Mengapa ada anak dengan nama 'Bunuh Dia', 'Sudah Mati' dan 'Hukum Saya'?
Negara mana yang masih menerapkan hukuman mati? Bagaimana dengan Indonesia?
"Tapi baru kita rasa gembira, baru rasa tenang sedikit dengan keputusan itu, tahun ini, tak sampai setahun (selepas hukuman dijatuhkan), kerajaan (pemerintah) mengeluarkan rencana untuk menghapuskan hukuman mati."
"Hukuman mati itu bagi saya satu keadilan yang perlu ditegakkan dan diturunkan kepada pelaku yang sungguh zalim dan dahsyat."
Ibunya, Sosilawati Lawiya, merupakan salah satu dari empat orang yang dibunuh secara keji pada 2010.
Jenazah Sosilawati yang hangus dan tiga karyawannya ditemukan di perkebunan di Banting, sekitar 40 kilometer dari Kuala Lumpur.
Darahnya ditemukan antara lain di tembok satu gubuk di perkebunan. Ia dibunuh karena sengketa bisnis.
BBC
Selama ini, kejahatan di Malaysia yang mendapatkan ganjaran hukuman mati adalah pembunuhan dan perdagangan narkoba.
Pembunuh Sosilawati termasuk di antara 1.267 orang di penjara-penjara Malaysia yang menanti hukuman gantung. Sepertiga dari mereka adalah warga negara asing.