Berita Kota Kupang
DPD Pertuni NTT Adakan Pelatihan Komputer Bicara dan Keterampilan Mendaur Ulang Barang Bekas
Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Tuna Netra Indonesia (DPD Pertuni) NTT mengadakan pelatihan komputer bicara
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana.
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Tuna Netra Indonesia (DPD Pertuni) NTT mengadakan pelatihan komputer bicara dan keterampilan mendaur ulang barang bekas bagi 45 orang penyandang disabilitas netra.
Para peserta kegiatan berasal dari tujuh kota/kabupaten yang ada di NTT diantaranya Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Malaka, Kabupaten Belu, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Ende dan Kabupaten Manggarai.

Selama lima hari sejak 26-30 November 2018 mereka akan mengikuti pelatihan tersebut di Aula Nusantara Gedung LPMP Provinsi NTT Jalan Suharto Naikoten 1, Kota Kupang.
Mereka dibagai dalam dua kelompok, kelompok pertama sebanyak 10 orang akan mempelajari komputer bicara dan sebanyak 35 orang akan dilatih keterampilan mendaur ulang barang bekas.
Baca: Pohon Tumbang di Desa Noelbaki Kabupaten Kupang, Camat Bilang Kontak Bapak Desa
Baca: Kian Berseteru, Artis Ini Merasa Difitnah Luna Maya Lalu Bilang Carilah Kedamaian dalam Dirinya
Baca: Biaya Cerai 800 Miliar, Aris Ini Tetap Kompak Membesarkan Anak. Tak Bisa Move On?
Pada ceremonial pembukaan kegiatan, turut hadir perwakilan pemerintah dan organisasi serta LSM diantaranya yakni Kepala Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT, Dra. Bernadeta M. Usboko, Msi, perwakilan dari Dinas Sosial NTT, Dinas Perindustrian NTT, UPT Kesos Dinas Sosial NTT, Bengkel Appek, Yayasan Tranfigurasi Tabor Mulia (YTTM) Kupang dan Perkumpulan Tuna Daksa Kristiani (Persani) NTT.
Hadir pula dalam kegiatan yang bertema 'Persatuan Tuna Netra Indonesia adalah Organisasi Kemasyarakatan' Ketua Pertuni NTT, Adyodatus Libing dan ketua panitia kegiatan, Baltazar Kolo Pawe dan para instruktur komputer bicara dan instruktur daur ulang barang bekas.
Ceremonial kegiatan berjalan dengan lancar dan tertib serta tampak puluhan peserta sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan tersebut.
Baca: Ternyata Sederet Selebriti di Bawah ini Adalah Mantan Guru lho!
Baca: Anda Pernah Didera Rasa Amarah? Yuk, Atasi dengan 5 Kegiatan Praktis. Dijamin Ampuh
Ketua panitia kegiatan, Baltazar Kolo Pawe kepada POS-KUPANG.COM disela kegiatan mengatakan, instruktur yang memberikan materi daur ulang barang bekas merupakan instruktur yang datang dari NTB dimana merupakan anggota dari Pertuni NTB.
Mereka akan mengajarkan pembuatan cinderamata dari bahan yang tidak digunakan lagi yakni kertsa HVS dan beberapa bahan lainnya untuk dijadikan cinderamata berupa asbak, vas bunga dan cinderamata khas NTT seperti patung komodo berukuran kecil untuk hiasan rumah.
"Keterampilan daur ulang baru pertama kali diikuti karena dari sisi bahan sangat mudah dijangkau seperti, kertas HVS, lem Rajawali, lem tembak dan sarana ember untuk merendam bahan tersebut. Lalu sesuai dengan arahan para instruktur pencetakan sesuai keinginan kita," ungkapnya.
Sementara itu, untuk pelatihan komputer bicara, menggunakan menggunakan komputer biasa, akan tetapi yang berbeda dan unik karena ada program yang diinstal sehingga dapat bersuara dan membantu para penyandang tuna netra
"Saat kita mau akses internet atau mengetik akan keluar suara melalui audio baik menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa lainnya. Kegiatan ini merupakan pelatihan lanjutan dimana Komputer bicara baru dikenalkan pada tahun 2004 lalu. Masih banyak tuntutan masyarakat tuna netra untuk mereka mendalami komputer bicara untuk keperluan pendidikan dan pekerjaan mereka sehingga diadakan tahun ini lagi," ujarnya.
Dirinya berharap, para disabilitas netra yang ada di NTT harus diberikan ruang dan kesempatan untuk mengisi pembangunan di NTT.
"Kami disabilitas netra tidak ingin menjadi beban dari pembangunan. Dan dengan potensi dan kemampuan yang kami miliki kami mau berusaha untuk mencari solusi dari pelatihan-pelatihan seperti ini sehingga dengan kemampuan kami, kami dapat memenuhi kebutuhan kami sendiri dulu. Itu prinsip yang ada pada kami," katanya.