Berita Regional Terkini

Tak Ada Uang, Jenazah Bayi Ditebus dengan BPKB di Rumah Sakit

Bayi dari pasangan suami istri, Topan (22) dan Muslika (18), meninggal dunia setelah dua hari dilahirkan di Rumah Sakit Sumber Waras

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON
Bukari (48) dan Topan (22) menunjukkan sejumlah berkas yang digunakan proses persalinan dan kepulangan jenazah bayinya dari Rumah Sakit Sumber Waras, Kabupaten Cirebon, Kamis (22/11/2018). Pihak rumah sakit sudah mengembalikan BPKB yang sebelumnya menjadi jaminan Bukari karena tak memiliki uang tunai untuk membayar administrasi kepulangan jenazah cucunya. 

POS-KUPANG.COM | CIREBON - Seorang bayi dari pasangan suami istri, Topan (22) dan Muslika (18), meninggal dunia setelah dua hari dilahirkan di Rumah Sakit Sumber Waras Kabupaten Cirebon Jawa Barat, Rabu (14/11/2018).

Keduanya kesulitan saat hendak membawa pulang jenazah bayi, karena harus menyelesaikan administrasi senilai sekitar Rp 5 juta. Karena minimnya biaya, kakek sang bayi, Bukari (48) memberikan BPKB sesuai permintaan kasir rumah sakit sebagai jaminan.

Pernyataan itu disampaikan Bukari saat ditemui Kompas.com pada Kamis (22/11/2018). Bukari menceritakan bahwa dirinya kaget saat mendengar cucu pertamanya meninggal dunia.

Baca: Bus Terjun ke Kanal dan Tenggelam, 28 Orang Tewas

Dia juga melihat kedua orangtua bayi syok dan kaget menerima kenyataan itu. Dia berusaha menenangkan anak pertamanya, Topan beserta istrinya yang merasa kehilangan.

Menurut Bukari, jenazah bayi harus segera diurus kepulangannya. Dia berinisiatif mengurusi proses jenazah bayi cucunya agar segera dapat dibawa pulang dan diurus pemakamannya.

Baca: Baim Wong Tak Ingin Menunda Dapat Momongan dari Paula, Ini Jumlahnya yang Diinginkannya

Namun dia kaget karena kedua orangtua bayi itu harus membayar biaya administrasi total Rp 5 juta sebelum pulang.

"Saya juga prosedur rumah sakit enggak ngerti ya. Cuma ya itu harus ada jaminan, semacam BPKB itu, kalau ga ada, ya motor. Dari kasir, di depan kasir itu, harus ada BPKB. Yang di kasir itu yang bilang perempuan. Mungkin sudah bel-belan dengan bapak itu. Begitu saya mengasih BPKB itu lalu difoto," ungkap Bukari.

Bukari memastikan bahwa opsi BPKB sebagai jaminan itu keluar dari seorang kasir. Dia menjawab hingga dua kali untuk menghindari kekeliruan penyampaian.

Dia mengungkapkan bahwa syarat jaminan menggunakan BPKB sangat memberatkan bagi dirinya. Pria yang tinggal di Desa Geyongan, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, mengaku bahwa pada saat itu dirinya juga sedang kalut, belum memiliki uang, dan disuruh mencari jaminan semacam BPKB.

Bukari langsung menginformasikan kepada anak-anaknya untuk mencari BPKB hingga akhirnya ditemukan.

"Alhamdulillah bisa ketemu BPKB. Begitu masuk BPKB, diterima, bikin juga surat pernyataan. BPKB langsung diterima, langsung difoto di depan kasir itu," jelas Bukari.

Berkat itu, Bukari dapat memulangkan jenazah dalam waktu singkat tak lebih dari dua jam. Namun Bukari tidak tahu penyebab kematian cucunya karena tidak bertemu dengan dokter. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved