Berita Kota Kupang
Pemerintah Belum Perhatian Serius Pada Sekolah Swasta
Selama ini pemerintah belum serius memperhatikan sekolah-sekolah swasta di NTT. Padahal, sekolah swasta juga membutuhkan support dari pemerintah.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS -KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS -KUPANG.COM|KUPANG --- Selama ini pemerintah belum serius memperhatikan sekolah-sekolah swasta di NTT. Padahal, sekolah swasta juga membutuhkan support dari pemerintah.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi V DPRD NTT, Jimmi Sianto,S.E,M.M kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu (27/10/2018).
Menurut Jimmi, sekolah swasta juga membutuhkan perhatian dari pemerintah. Sampai saat ini, pemerintah belum memberi perhatian yang serius terhadap sekolah- sekolah swasta.
"Sekolah- sekolah swasta membutuhkan dukungan guru, sarana- prasarana dan infrastruktur penunjang lainnya, tapi tidak dilakukan untuk menjawab permasalahan yang ada," kata Jimmi.
Baca: Ketua DPD II Partai Golkar Sumbar Target Raih 8 Kursi Legislatif
Baca: Masyarakat Malaka Ikut Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Baca: Ini Pesan Ketua STKIP Soe Untuk 82 Wisudawan Yang Diwisuda Hari Ini
Baca: Kadis Perhubungan Sumbar, Hanya Tegakan Aturan Demi Menjaga Kenyaman Pelayanan
Baca: Sekolah Swasta di NTT Harus Tingkatkan Promosi
Dijelaskan, memang sudah ada bantuan yang diberikan, tapi salah pengelolaan sehingga membuat sekolah swasta mengalami permasalahan hingga saat ini.
“Peran sekolah swasta, tidak perlu didebatkan lagi karena sudah sangat baik dan sangat luar biasa serta telah dirasakan dalam menjalankan tugasnya mencerdaskan anak- anak bangsa,” katanya.
Ia juga mengatakan, keberadaan guru- guru honorer di sekolah swasta sangat memprihatinkan. Dimana honor yang diterima ada yang sebar Rp100.000 sampa Rp200. 000/ bulan.
"Tahun depan, gaji guru honorer harus dinaikkan, minimal setara dengan Upah Minimum Provinsi (UMP). Artinya, jika honor yang diterima dari Komite Sekolah masih minim, maka kekurangannya ditanggung pemerintah agar bisa setara dengan UMP, " ujarnya. (*)