Berita Nasional

HATI-HATI! Gempa 6,5 Magnitudo Mengancam Wilayah Surabaya-Jatim

Hal itu, menurut Amien, bisa menimbulkan gempa darat dengan skala maksimum magnitudo 6,5.

Editor: Ferry Ndoen
(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Ilustrasi: Petugas Basarnas dan relawan membawa kantong mayat korban gempa dan tsunami Palu di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10/2018). Pemerintah memperpanjang masa tanggap darurat bencana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah hingga 26 Oktober 2018, sedangkan proses evakuasi korban resmi dihentikan. 

POS-KUPANG.COM | SURABAYA - Ahli geologi dari Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim (PSKBPI) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Amien Widodo menyebut bahwa Jawa Timur dan Surabaya khususnya berpotensi terjadi gempa bumi.

Menurut dia, Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen) Kementerian PUPR telah merilis peta sumber dan bahaya gempa di Indoensia pada Oktober 2017.

Baca: Meskipun Harga Cengkeh Turun Warga Desa Uzuroro Terpaksa Jual

Dalam buku tersebut disebutkan, kata Amien Widodo, sumber gempa di Jawa timur ada dua, yaitu dari tumbukan lempeng tektonik di selatan Jawa Timur dan sesar aktif di Jawa.

"Gempa akibat tumbukan lempeng dikenal dengan Gempa Megathrust dengan magnitudo maksimum M 8,7 dan berpotensi tsunami melanda pantai selatan Jawa Timur," ujar Amien kepada Kompas.com, Sabtu (13/10/2018).

Sesar aktif yang melewati Jawa Timur, sambung Amien, terdapat di Banyuwangi, Probolinggo, Pasuruan, Surabaya dan Waru. Sesar aktif itu juga sampai Caruban melewati Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, dan Nganjuk.

Baca: Masyarakat Agar Waspadai Gelombang Dua Meter di Perairan NTT

Baca: Miliarder asal China Ini akan Bangun Sekolah Pengusaha di Indonesia

"Sesar aktif di daratan umumnya sangat merusak, hal ini dikarenakan besarnya guncangan yang merupakan fungsi kekuatan sumber gempa dan jarak sumber gempa," kata dia.

"Walau kekuatan sumber gempanya kecil, tetapi kalau letaknya yang dekat di bawah kita, maka guncangannya akan berdampak besar," imbuhnya.

Dua sesar aktif, kata Amien, Surabaya dilewati dua sesar aktif yang membelah Kota Surabaya. Dua patahan itu berada di kawasan Surabaya dan Waru.

Hal itu, menurut Amien, bisa menimbulkan gempa darat dengan skala maksimum magnitudo 6,5.

"Penelitian PuSGen itu jelas sangat mengejutkan banyak pihak, baik masyarakat umum, pemerintah setempat dan perguruan tinggi," jelas Amien.

Sebab, kata Amien, apabila terjadi gempa magnitudo 6,5, maka seluruh Surabaya akan terpengaruh.

"Perlu diingat bahwa gempa tidak membunuh orang, tapi bangunan. Nah, gedung dan infrastruktur roboh bisa membuat orang terbunuh," tuturnya.

Amien menjelaskan, bangunan yang roboh paling tidak dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu kualitas bangunan, jenis tanah di bawahnya, dan kapasitas penghuninya. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved