Berita Kota Kupang
Begini Pandangan Balkis Soraya Tanof Mengenai Munculnya Fans Klub Musik dan Artis di NTT
Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Undana Kupang Dra. Balkis Soraya Tanof, M.Hum mengatakan
Penulis: Gecio Viana | Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Munculnya fans klub musik dan artis merupakan bukti bertumbuhnya minat musik warga Kota Kupang. Bukan hanya kaum milenial, fans klub musik juga beranggotakan generasi kelahiran tahun 1970 hingga 1990-an.
Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Undana Kupang Dra. Balkis Soraya Tanof, M.Hum mengatakan, menjamurnya fans klub di Kota Kupang sebagai wadah bagi individu mengekspresikan diri dalam satu komunitas yang memiliki konsen yang sama, yakni cinta akan musik, personel band dan karya-karya band itu.
"Dengan kegiatan-kegiatan yang positif mereka dapat mengekspresikan talenta yang dimiliki, salah satunya bermusik," ujar Balkis saat ditemui di Kampus Undana, Kamis (11/10/2018).
Pembina Fans Club Noah ini menuturkan, banyak organisasi sosial yang tidak berjalan optimal alias mati suri. Ia menyebut contoh karang taruna yang menjadi wadah bagi anak muda untuk mengaktualisasikan diri serta bakatnya.
Baca: Ramalan Zodiak Senin 15 Oktober 2018, Taurus Tegang, Cancer Seimbangkan Keuangan, Virgo Mudah Marah
Baca: Pria Ini Ceraikan Istri Karena Melihat Istrinya Di Google Maps Sedang Lakukan Tak Senonoh Ini
Hal tersebut memicu lahirnya fans klub musik menjadi sarana yang menurutnya tepat bagi anak muda untuk mengaktualisasikan diri baik dengan sesama anak muda, lingkungan dan masyarakat. Selain itu, kaum muda tidak terjerumus ke dalam hal yang negatif seperti konsumsi narkoba, miras, seks bebas serta perilaku menyimpang lainnya.
"Wadah ini harus diapresiasi oleh pemerintah, karena membangun jaringan dan interaksi sosial di antara kaum muda dan tentu menghidupkan nilai-nilai lokal," imbuhnya.
Menurutnya, banyak kegiatan positif fans klub yang menghidupkan sensitifitas sosial
anak muda seperti kegiatan bakti sosial, kunjungan ke panti sosial dan kegiatan donor darah. Hal ini mendekatkan anak muda dengan lingkungan masyarakat dan lebih khusus band yang digemarinya.
Ada juga fans klub musik yang dalam aktivitasnya juga mengembangkan kearifan lokal dalam komunitasnya. "Mereka memadukan unsur budaya misalnya dan alam dalam aktivitas mereka untuk mengekspresikan diri dan mentransmisi nilai-nilai budaya," bebernya.
Balkis menambahkan, dalam ikatan fans klub musik itu juga terjalin semangat gotong- royong dan solidaritas atas dasar kecintaan akan hal yang sama dan itu berdampak positif pada anggota klub musik.
Dia menekankan anggota fans klub musik untuk menggemari secara objektif grup musik yang digemarinya, yakni karya-karya mereka yang kreatif dan konstruktif dimana sangat berkontribusi bagi pengembangan diri dan bakat dari anak muda.
Baca: Kesal Pacarnya Dicabuli Korban, Remaja Pria Ini Habisi Temannya Dengan Cara Sadis
Baca: Ari Wibowo Unggah Kalimat Ahok, Satu Persatu Dipermalukan, Langsung Banjir Komentar Netizen
Fans klub musik di Kota Kupang menjaga eksistensinya dan harus ada pembinaan.
"Butuh pembinaan, seperti ada orang yang mengayomi mereka sehingga mereka tidak melakukan hal-hal yang negatif. Misalkan fans Slank, kalau mereka punya fanatisme terhadap individu dalam band itu kan cenderung anak band pada hal-hal yang negatif seperti mengonsumsi narkoba jadi itu harus digerus bahwa hal-hal yang positif saja yang dibawa," jelasnya.
"Misalkan juga Ariel yang pernah terkena dampak hukum tapi anak-anak muda yang fans Ariel Noah itu sangat spiritualitas. Dengan cara itu mereka ingin menggeser stigma yang ada. Bahwa setiap orang punya hitam putih kehidupan akan tetapi kita lihat pada karya yang objektif dan membangun diri," tambah Balkis. (ii)