Berita Kota Kupang
Disnak NTT Ancam Hentikan Pengiriman Ternak Dari Nagekeo, Begini Alasannya
Disnak akan mencabut izin pengeluaran ternak untuk daerah yang melakukan pelanggaran.
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM|KUPANG--Kepala Dinas Peternakan NTT, Danny Suhadi mengancam akan mengambil tindakan tegas bagi daerah yang masih melakukan penyimpangan dalam proses pengiriman ternak ke luar NTT. Sanksinya tidak main-main.
Disnak akan mencabut izin pengeluaran ternak untuk daerah yang melakukan pelanggaran. Kabupaten Ngaekeo menjadi salah satu daerah yang disinyalir masih melkukan pelanggaran prosedur pengiriman ternak ke luar NTT.
Danny mengatakan hal itu ketika dikonfirmasi terkait dugaan adanya pelanggaran dalam prosedur pengiriman ternak ke luar NTT.
Melalui komunikasi whats app, Kamis (30/8/2018, Danny mengatakan, sejauh ini yang ditemui masih ada pelanggaran hanya di Pelabuhan Maropokot, Kabupaten Nagekeo.
“Kita dapat informasi, pelanggaran masih terjadi di Pelabuhan Maropoko, Kabupaten Nagekeo. Pelanggaran itu terjadi di pos karantinanya. Kita sudah membangun komunikasi dengan Kepala Karantina di sini. Mungkin sudah diambil tindakan secara internal,” kata Danny.
Ia menegaskan, sudah memberi peringatan kepada semua pihak yang berhubungan dengan pengantarpulauan ternak dari NTT agar taat terhadap aturan yang berlaku.
“Penentuan siapa yang mengirim dan berapa jumlah ternak yang dikirim merupakan wilayah otoritas Dinas Peternakan Propinsi NTT. Karantina hanya dalam hal pengendalian penyakit menular ternak. Jadi jangan dibalik. Kalau masih bandel, kita ambil tindakan tegas,” tegas Danny.
Ia mengatakan, kenakalan serupa pernah terjadi di Labuan Bajo. Tapi karena kepala dinas peternakan di daerah itu tegas, pelanggaran tersebut tidak terjadi lagi.
“Sekarang seluruh pelabuhan di daerah-daerah pengeluaran ternak sudah sangat ketat. Kecuali Nagekeo. Pengendalian pengiriman ternak di seluruh NTT sudah bagus. Hanya Maropokot-Nagekeo yang masih bandel. Tapi kita sudah tegur dan sampaikan ke Kepala Karantina dalam rapat bulan lalu,” demikian Danny.
Danny menuturkan, jika ke depan masih ditemukan penyimpangan, pihaknya akan hentikan pengiriman ternak dari daearah itu. Terkait populasi ternak NTT, Danny mengatakan, saat ini populasi ternak di NTT untuk sapi 1.007.000 ekor, Kerbau 140.000 ekor dan kuda sekitar 120.000 ekor.
Danny mengatakan, dengan populasi yang ada, pihaknya terus menjaga kuota pengeluaran sapi, kuda dan kerbau. “Kita hanya mengizinkan ternak yang boleh keluar hanya ternak jantan,” tutup Danny. (*)