Berita Kota Kupang

Tetangga Heran, Jasad Berto Tidak Pucat dan Kembung

Beberapa ibu yang memadati rumah duka Simon Bire di RT.15/RW.05 Kelurahan manutapen untuk melayati jenazah Berto Bire (11) mengaku heran.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Jasad Berto Bire saat di pakaikan pakaian di rumah duka, RT.15/RW.05 Kelurahan Manutapen Kecamatan Alak Kota Kupang pada Minggu (19/8/2018) siang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Beberapa ibu yang memadati rumah duka Simon Bire di RT.15/RW.05 Kelurahan manutapen untuk melayati jenazah Berto Bire (11) yang meninggal usai tenggelam di Cekdam II Manutapen mengaku heran.

Mereka mengaku heran ketika melihat kondisi jazad saat dibaringkan dan dipakaikan pakaian di ruang tengah rumah itu pada Minggu (19/8/2018) pagi.

"Heran saja, ko wajahnya tidak pucat dan perutnya tidak kembung. Lihat seperti sedang tidur, padahal sudah tenggelam sejak kemarin" ungkap seorang tetangga yang tidak mau ditulis namanya.

Baca: Kadis PKPO Malaka Ajak Paskibraka Ikut Tour

Menurut mereka, setelah mendengar kabar ditemukannya jazad Berto, warga pun langsung berbondong-bondong menuju ke rumah duka yang berada di belakang Gereja Eden Kisbaki Kelurahan Manutapen Kecamtan Alak Kota Kupang.

Bahkan, yang datang ke rumah duka bukan hanya tetangga, melainkan ada juga warga dari wilayah di luar Manutapen.

Jasad Berto dibaringkan di ruang tengah di atas sebuah dipan yang dialas dengan kain putih dan tikar. Selain Simon Bire dan isterinya, ada pula paman Berto dan keluarga yang mendampingi jasad berto di situ. Bahkan, pamannya pun bersimpuh di kaki dipan sambil menangis terisak atas kepergian Berto.

Pihak keluarga pun menerima kematian anak mereka Berto Bire (11) yang tenggelam pada Sabtu (18/8/2018) di Cekdam II Manutapen Kecamtan Alak Kota Kupang sebagai sebuah takdir dari yang kuasa. Keluarga meminta kepada Polsek Alak untuk tidak mengautopsi jasad Berto di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang setelah ditemukan pada Minggu (19/8/2018) pagi.

Kepada POS-KUPANG.COM di rumah duka pada Minggu pagi, ayah korban Simon Bire mengungkapkan bahwa dirinya bersama dengan keluarga menerima kematian anak mereka yang tenggelam sebagai sebuah takdir.

"Keluarga terima peristiwa ini sebagai takdir dari Tuhan. Keluarga terima dan tidak berkenan Berto dibawa ke rumah sakit untuk dioutopsi," ungkap Simon yang bekerja sebagai buruh di Sindo Ekspres Kupang ini.

Simon juga atas nama keluarga menandatangani surat pernyataan penolakan proses Outopsi oleh pihak kepolisian di rumah sakit Bhayangkara Kupang.

Setelah ditemukan, jasad Berto Bire langsung dibawa oleh tim menuju ke rumah duka di RT.15/RW.05 Kelurahan Manutapen Kecamatan Alak Kota Kupang, persis sekira 20 meter di belakang Gereja Eden Kisbaki.

Tetangga dan warga pun langsung memadati rumah duka untuk melihat jasad bocah malang kelas V SD Negeri Pal 1 Manutapen.

Jasad Berto Bire (11) ditemukan oleh tim gabungan Basarnas, SAR, Tagana, Polair dan Polsek Alak bersama warga setelah pencarian selama lebih dari 19 jam pada Minggu (19/8/2018) sekira pukul 08.55 Wita.

Saat ditemukan, jasad bocah itu berada di dasar cekdam sekitar 5 meter dari tepi dengan posisi tangan kanan yang tertanam dalam lumpur sedalam 30 centimeter.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved