Luas Lahan Tambak Garam di Nunkurus Mencapai 300 Hektar
ada beberapa investor telah melakukan kegiatan di lapangan dan yang terkini PT Timor Life Lestari yang akan mengolah lahan seluas 300 hektar
Penulis: Edy Hayong | Editor: Ferry Ndoen

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Edy Hayong
POS KUPANG.COM, NUNKURUS -Bupati Kupang, Dr. Ayub Titu Eki mendukung penuh PT Timor Life Lestari dalam menginvestasikan modalnya untuk menggarap lahan milik warga untuk proyek garam terutama di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Luas lahan garapan untuk perusahaan ini 300 hektar ini sudah dapat dikerjakan setelah digroundbreaking dan diharapkan pihak perusahaan bisa melibatkan warga setempat untuk kegiatan lapangan.
Bupati Titu Eki saat groundbreaking di Desa Nunkurus, Sabtu (24/6/2018) mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan garam nasional, pihaknya sangat mendukung penuh untuk investor siapapun yang masuk ke Kabupaten Kupang. Lahan milik warga masih cukup banyak yang punya potensi pengembangan garam.
Saat ini, sudah ada beberapa investor yang telah melakukan kegiatan di lapangan dan yang terkini adalah PT Timor Life Lestari yang akan mengolah lahan seluas 300 hektar. Dengan groundbreaking ini diharapkan investor bersangkutan sudah bisa melaksanakan tugasnya dengan tetap menjalin komunikasi bersama elemen terkait.
"Saya akan dukung penuh jika ada investor yang mau kelola lahan untuk tambak garam. Lahan milik masyarakat masih cukup luas, asalkan investor yang masuk harus melakukan komunikasi dengan warga bukan mau takut-takuti warga. Ada yang datang karena dekat dengan orang besar di Jakarta lalu omong soal hak guna usaha (HGU).
Demi rakyat, mau horo leher saya juga saya siap pertaruhkan. Saya tetap membela hak rakyat yang punya lahan. Namanya HGU itu putar balek semua.Siapapun masuk bawa hati jangan karena banyak uang dan karena bersandar pada bos di Jakarta lalu mulai bodohi warga. Sekarang kita groundbreaking untuk PT Timor Life Lestari, silahkan mulai lakukan kegiatan di lapangan, saya akan dukung penuh karena sangat membantu warga," katanya.
Dirinya menambahkan, dalam waktu dekat Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga akan datang melakukan panen perdana garam termasuk peletakan batu pertama pembangunan pabrik garam di Kabupaten Kupan. Untuk itu, dirinya walaupun nanti sudah selesai masa jabatan sebagai bupati, tetapi tetap bersama rakyat dalam hal membela hak atas tanah yang ada untuk digunakan untuk pengolahan garam.
Wakil dari GMIT, Pendeta Elisa Moplani pada kesempatan ini menyatakan dukungan penuh terhadap investasi garam di Nunkurus. Investasi ini diharapkan bisa memperhatikan warga lokal dalam proses pembangunan kedepannya karena dampaknya untuk peningkatan ekonomi masyarakat lokal. Dirinya juga mengingatkan soal pembangunan ini harus berwawasan ekologis, nilai pelestarian lingkungan.
"Harapan saya mewakili GMIT supaya jangan babat habis hutan mangrove. Kalau ada konflik itu lumrah tapi kunci ada pada dialog. Jangan tempuh dengan kekerasan karena mendatangkan kekacauan, merusak kebersamaan, persaudaraan. Tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan.
Pemilik lahan dan pemerintah duduk bersama. Jangan kebersamaan rusak karena persoalan lahan. Warga yang dilibatkan apapun kerjaannya harus dilihat sebagai panggilan Allah," katanya.
Sekjen Lembaga Pemangku Adat Kabupaten Kupang, Yorhan Yohanis Nome menegaskan, pihaknya sudah empat kali melakukan pendatanganan MoU terhadap investasi garam di daerah ini. Pihaknya ikut bertanggung jawab karena ini menyangkut tanah adat. Untuk itu, jika dalam perjalanan ada persoalan maka diharapkan semua elemen dilibatkan untuk duduk bersama mencarikan solusi.
"Harapan saya, ini menjadi contoh dimana lahan adat cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal. Masyarakat perlu dilibatkan dalam seluruh proses pekerjaan tambak garam ini," pesan Yorhan. (*).