Kisah Pilu Yeremias Toi Berdagang di Pasar BTN Kupang

Yermias mengaku mengeluarkan dana jutaan rupiah untuk merenovasi kios tersebut, termasuk modal untuk berdagang

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Ferry Ndoen
pos kupang.com, laus markus goti
Deretan kios di pasar BTN Kupang, kini malah menjadi hunian. Rabu,(20/6/18). 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Laus Markus Goti

POS KUPANG.COM | KUPANG-Yeremias Toi pernah mengalami kisah memilukan saat dirinya menjadi pedagang si pasar BTN Kupang.

Maksud hati ingin merubah nasib, Yeremias bersama keluarga malah bangkrut dan ia pun beralih profesi menjadi tukang ojek.

Ditemui di salah satu kios di pasar BTN Yeremias mengisahkan Pertengahan tahun 2006 ia bersama sang istri Dorotea merantau ke Kota Kupang. Rabu, (20/6/18).

"Saya berasal dari Amfoang Soe, sedangkan Dorotea istri saya berasal dari Kefamenanu. Kami bersepakat mengais rejeki dengan berjualan aneka bahan sembako di pasar BTN," ungkapnya.

Kala itu kios yang sekarang ia bersama keluarga huni, kondisinya sangat tidak manusiawi.

Banyak bolong di dinding dan atap, sementara di dalam ruangan, berserakan kotoran hewan.

Yeremias mengaku mengeluarkan dana jutaan rupiah untuk merenovasi kios tersebut, termasuk modal untuk berdagang.

Lebih besar pasak dari pada tiang, Yeremias menderita kerugian dan akhirnya gulung tikar.

Ia merubah kios itu menjadi tempat tinggalnya bersama keluarga. "Saya bingung. Mau kemana. Yah kami tetap tinggal di sini. Setiap hari saya mengojek cari uang," ungkapnya.

Ia mengaku beberapa kali PD pasar mendatangi dirinya dan beberapa warga yang tinggal di kios-kios yang ada di pasar BTN.

"Mereka meminta kami untuk kembali aktiv berjualan," ungkapnya.

Kami termasuk saya sendiri menolak. Alasannya, saya sudah rugi gara-gara merenovasi kios ini. Berjualan malah rugi," kami bersedia kembali berdagang asalkan pedagang yang ada di jalan sebelum masuk pasar BTN ditertibkan," keluhnya.

Menurutnya PD pasar kurang bijak dalam mengambil keputusan. Seharusnya, lanjut dia, para pedagang yang berada di jalan menuju pasar BTN diperintahkan pindah berdagang di dalam pasar.

"Kalau mereka tidak pindah, jelas kami tidak kebagian rejeki. Sangat tidak adil, menyuruh kami kembali berjualan sementara pedagang di luar pasar dibiarkan begitu saja," keluhnya lagi.

Ia menambahkan bukan hanya keluarganya saja yang mengalami nasib malang berdagang di pasar BTN, hampir semua teman dan tetangganya di kios-kios pasar BTN mengalami nasib yang sama. (*)

Sumber: Pos Kupang
Tags
BTN Kolhua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved