Sang Istri Sowan ke Ibunya Lalu Tinggalkan Utang Kontrakan. Ini Kisah Bomber Polrestabes Surabaya

Suwito tidak pernah melihat hal mencurigakan dari rumah Tri Murtiono, seperti kedatangan orang asing.

Editor: Rosalina Woso
net
Ilustrasi: Uang rupiah 

 POS-KUPANG.COM|SURABAYA -- Sehari setelah tiga gereja diserang pelaku teror bom bunuh diri yang melibatkan satu keluarga, Senin (14/5/2018), Polrestabes Surabaya menjadi sasaran berikutnya.

Serangan bom bunuh diri di pintu masuk Polrestabes Surabaya pada pukul 08.50 WIB ini juga melukai empat polisi dan enam warga sipil, sementara empat pelaku tewas di lokasi.

Para pelaku menurut kepolisian adalah satu keluarga terdiri dari suami istri bernama Tri Murtiono (50) dan Tri Ernawanti (43), dan ketiga anak mereka yakni Daffa (18), Dery (14), dan Aisyah (8).

Tertutup

Selama ini keluarga Tri Murtiono tinggal mengontak di sebuah rumah di Jalan Tambak Medokan Ayu VI Surabaya, Jawa Timur.

Tetangga rumah mengenal keluarga Tri Murtiono sangat tertutup.

Ketua RT 08/RW 02, Suwito, mengatakan keluarga Tri Murtiono baru tinggal sekitar empat bulan di Medokan Ayu.

Sehari-hari Tri Murtiono bekerja sebagai pengusaha teralis besi.

"Orangnya biasa saja, kesehariannya interaksi juga kurang, jadi tertutup," kata Suwito.

Tri Murtiono sesekali terlihat mengikuti kegiatan warga seperti siskamling.

Sudah siapkan diri

Suwito tidak pernah melihat hal mencurigakan dari rumah Tri Murtiono, seperti kedatangan orang asing.

Bom di Polrestabes Surabaya
Bom di Polrestabes Surabaya (Istimewa)

"Tidak pernah mengundang orang, di samping itu ada musala dan enggak pernah terlihat," kata Suwito.

Selama ini warga sekitar tidak menaruh curiga lantaran menurut mereka aktiviitas mereka biasa saja.

"Setahu saya mereka justru keluar. Setelah Magrib keluar dan enggak tahu pulangnya kapan," beber Suwito.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved